BKKBN Papua Barat sasar sosialisasi KB pada calon pengantin

Manokwari (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Papua Barat terus menyosialisasikan program KB kepada calon pengantin, pasangan usia subur dan remaja.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Barat Philmona Maria Yarollo di Manokwari, Selasa, menyebut sosialisasi KB kepada calon pengantin maupun pasangan usia subur perlu dilakukan guna mengantisipasi kasus stunting baru.

"Kita melibatkan Duta GenRe (generasi berencana) binaan BKKBN untuk sosialisasi masuk ke sekolah-sekolah serta membentuk pusat informasi konseling remaja dan menyebarluaskan informasi stunting," katanya.

Ia mengatakan, melalui sosialisasi KB tersebut pihaknya berupaya mengubah perilaku orang tua dalam sebuah keluarga agar anaknya tidak menderita stunting.

Ia menjelaskan, untuk meningkatkan pendampingan terhadap calon pengantin, pihaknya berkoordinasi dengan kantor urusan agama (KUA) dan gereja. Dari kedua lembaga tersebut bisa diketahui data para calon pengantin.

Ia mengakui, calon pengantin masih minim pendampingan karena data di aplikasi Elsimil (elektronik siap nikah dan hamil) pun masih rendah.

"Harapan kami, melalui KUA dan gereja para pendamping bisa melakukan inventarisasi data calon pengantin sehingga pendampingan calon pengantin bisa ditingkatkan," jelasnya.

Ia menjelaskan, upaya pencegahan kasus stunting terus dilakukan karena pada pada Agustus 2024 pemerintah melakukan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI).

BKKBN Papua Barat juga terus berkoordinasi dengan Dinas DP3AKB di masing-masing kabupaten/kota untuk segera menyerap anggaran bantuan operasional keluarga berencana (BOKB) dan dana alokasi khusus (DAK) fisik subbidang KB.

"Anggaran untuk membiayai program stunting bisa segera disalurkan. Kalau dilakukan setelah Agustus, yah percuma karena tidak berdampak untuk survei (SSGI)," ujarnya.