Manokwari (ANTARA) - Lima pemerintah daerah di Provinsi Papua Barat telah berkomitmen mengasuransikan 88.167 pekerja rentan melalui Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) pada tahun 2025.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJamsostek) Cabang Manokwari Gery Dame Malelak saat ditemui awak media di Manokwari, Sabtu.
Gery menjelaskan pemerintah daerah dimaksud meliputi Pemerintah Provinsi Papua Barat dengan jumlah pekerja rentan sebanyak 30 ribu, dan Pemerintah Kabupaten Manokwari 18.417 pekerja rentan.
Berikutnya, Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan 11 ribu pekerja rentan, Pemerintah Kabupaten Fakfak 10 ribu pekerja rentan, dan Pemerintah Kabupaten Kaimana 18.750 pekerja rentan.
"Total keseluruhan pekerja rentan yang didaftarkan masing-masing pemerintah daerah sebanyak 88.167 orang," ucap Gery.
Menurut dia, cakupan kepesertaan program jamsostek menjadi salah satu indikator pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dengan tujuan pengentasan kemiskinan.
Pihaknya kemudian menyelenggarakan rapat koordinasi implementasi Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Jamsostek, dan Inpres Nomor 4 Tahun 2022 tentang Pengentasan Kemiskinan Ekstrem.
"Tahun 2024, pekerja rentan yang diikutkan dalam Program Jamsostek oleh pemerintah daerah di Papua Barat sebanyak 77.750 orang," kata Gery.
Pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk mendorong tiga pemerintah daerah lainnya agar dapat mengalokasikan anggaran perlindungan bagi pekerja rentan.
Ketiga daerah yang dimaksud, meliputi Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, dan Pemerintah Kabupaten Pegunungan Arfak.
"Kalau tahun 2024, ada empat pemerintah kabupaten termasuk Fakfak. Tapi, tahun 2025 ini Fakfak sudah berkomitmen," ucap Gery.*
Lima Pemda di Papua Barat komitmen asuransikan puluhan ribu pekerja rentan
Sabtu, 22 Maret 2025 15:11 WIB

Kepala BPJamsostek Cabang Manokwari Gery Dame Malelak (kiri) saat memberikan keterangan kepada awak media di Manokwari. ANTARA/Fransiskus Salu Weking