Manokwari (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Papua Barat menggandeng empat perguruan tinggi di Manokwari sebagai upaya untuk menurunkan prevalensi stunting.
Kepala BKKBN Provinsi Papua Barat Philmona Maria Yarollon di Manokwari, Selasa, mengatakan keempat perguruan tinggi tersebut adalah STMIK Kreatindo, STT Ericson Tritt, STIH Manokwari, dan Universitas Charitas Indonesia Manokwari.
"Untuk tahun-tahun lalu kita sudah menggandeng tiga perguruan tinggi di provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya yaitu Universitas Papua (Unipa), Unimuda Sorong dan STIKES Papua Sorong," katanya usai penandatanganan kerja sama.
Ia mengatakan, dalam menurunkan prevalensi stunting, BKKBN tidak bisa bekerja sendiri dan membutuhkan mitra kerja seperti perguruan tinggi.
Perguruan tinggi dapat memberikan dukungan untuk melakukan program-program penurunan stunting yang menyasar remaja.
Program tersebut dinamai Mahasiswa Penting (peduli stunting). Dimana mahasiswa diberdayakan untuk memberikan edukasi dan pemahaman pada masyarakat saat melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN).
"Melalui mahasiswa KKN mereka bisa berperan dalam sosialisasi untuk menurunkan stunting pada masyarakat. Mereka bisa memberikan informasi tentang pentingnya pencegahan stunting, apa itu stunting, apa penyebabnya dan dampaknya," ujarnya.
Ia mengatakan, pemerintah pusat menargetkan prevalensi stunting tahun 2024 mencapai 14 persen. Namun di Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya masih jauh dari target.
Dimana prevalensi stunting di Papua Barat masih di angka 24 persen sedangkan di Papua Barat Daya masih berada di angka 30 persen.
Dengan begitu diperlukan upaya-upaya percepatan penurunan stunting dengan melibatkan berbagai pihak termasuk pihak perguruan tinggi.
"Kita siap membekali para mahasiswa yang akan melakukan KKN. Kita harapkan pihak perguruan tinggi bisa memberikan informasi pada kita setiap ada program KKN ke masyarakat," ujarnya.