Manokwari (ANTARA) -
Konsorsium Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Provinsi Papua Barat mengusulkan sembilan rencana inovasi pengembangan potensi daerah pada tahun 2025.
Direktur Politeknik Negeri Fakfak Ir Muhammad Subhan, di Manokwari, Jumat, mengatakan rekomendasi usulan tersebut akan diserahkan kepada pemerintah provinsi setempat agar dapat ditindaklanjuti untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Adapun sembilan usulan inovasi yang dimaksud, yaitu alat konversi sinar matahari menjadi energi listrik berkelanjutan, alat konversi air (mikrohidro) menjadi energi air, teknologi pengolahan air bersih, dan aplikasi pendukung aktivitas ekonomi lokal.
Kemudian, mesin penghasil es batu balok untuk hasil ikan tangkap, mesin penghasil es tube untuk kebutuhan restoran, alat pengering pala, mesin pengolahan minyak atsiri dari pala, serta alat pengolahan sampah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
"Jadi kami berharap, usulan itu bisa disinergikan dengan pemerintah daerah. Rencana inovasi nanti kami serahkan kepada pemerintah provinsi melalui BRIDA Papua Barat," kata Subhan.
Ia menjelaskan bahwa salah satu alasan yang melatarbelakangi usulan alat konversi energi matahari dan mikrohidro yaitu pasokan listrik bagi masyarakat belum merata, sedangkan permintaan kebutuhan mengalami peningkatan percepatan pembangunan daerah.
Pengusulan teknologi pengolahan air bersih dipengaruhi sanitasi air konsumsi rumah tangga belum memenuhi standar kebersihan yang telah ditentukan, dan kebutuhan akan air terus mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan penduduk.
"Geliat ekonomi masyarakat lokal di Papua Barat sedang tumbuh, makanya kami usul rencana inovasi pembuatan aplikasi," kata dia lagi.
Menurut dia, mesin penghasil es batu balok membantu nelayan dalam mendistribusikan hasil tangkapan ikan yang melimpah pada musim-musim tertentu ke kabupaten lain di Papua Barat bahkan ke provinsi lain di Tanah Papua dengan kualitas terjamin.
Sama halnya dengan mesin penghasil es tube akan mendorong pengembangan usaha mikro kecil, seiring adanya perubahan perilaku generasi muda yang cenderung menghabiskan waktu di restoran dan kafe.
"Keterbatasan sarana prasarana pendukung produksi pala mengakibatkan pengembangan produk turunan pala belum signifikan," ujar dia.
Ia menyebut potensi bisnis produk olahan minyak atsiri yang terbuat dari bahan alam di Papua Barat sangat menjanjikan, sehingga perlu ada dukungan alat produksi bagi masyarakat setempat.
"Kalau mesin pengolahan sampah, bisa menjadi peluang bisnis baru sekaligus mengatasi masalah lingkungan akibat banyaknya sampah," ujar Subhan.
Sebagai informasi, konsorsium Mitras DUDI Papua Barat terdiri dari Politeknik Negeri Fakfak, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari, dan Politeknik Langguru Kaimana, dan Universitas Negeri Papua (Unipa).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mitras DUDI Papua Barat usulkan sembilan inovasi pengembangan potensi