Manokwari (ANTARA) - Wakil Bupati Mimika, Papua Johannes Rettob mengingatkan para operator dan pelaku bisnis dalam bidang pelayaran di wilayah itu untuk mengutamakan keselamatan penumpang saat hendak berlayar, terutama saat kondisi cuaca kurang bersahabat.
Dihubungi ANTARA dari Manokwari, Jumat, John Rettob mengatakan dirinya kecewa sekaligus marah lantaran terjadi beberapa kali kasus kecelakaan transportasi laut dalam kurun waktu beberapa hari terakhir di wilayah perairan Mimika.
"Semestinya para operator pelayaran dan pelaku bisnis di Timika mempertimbangkan kondisi dan perkembangan cuaca sebelum melaut atau berlayar. Koordinasi dengan BMKG, tanya bagaimana perkembangan gelombang laut. Kalau memang gelombang tinggi jangan izinkan kapal atau perahu berlayar," kata John.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Mimika itu makin kesal lantaran pemilik atau pengelola jasa kapal atau perahu motor tetap ngotot berlayar meskipun sebelumnya ada kejadian perahu motor lainnya dinyatakan hilang saat pelayaran.
"Mmeskipun ada pemberitaan perahu maupun kapal hilang, ternyata masih ada kasus serupa di hari berikutnya. Semestinya pemilik kapal atau operator pelayaran mempelajari betul perkembangan gelombang laut, jangan paksakan kalau cuaca lagi tidak bagus. Kita harus pastikan keselamatan kru dan penumpang, itu yang utama," tuturnya.
John yang lahir dan besar di Ipaya, salah satu kampung di pesisir barat Mimika itu mengatakan perkembangan cuaca laut di Mimika kadang tidak menentu. Apalagi daerah Amar, Ipaya Atuka hingga Pulau Puriri merupakan pertemuan alur sungai dan laut.
"Kami sejak kecil tahu benar, kalau musim ombak daerah-daerah itu yang paling berbahaya. Laut Mimika langsung terhubung ke Arafura, tidak ada gunung atau pulau penghalang, sehingga kalau musim ombak memang daerah kita sangat berbahaya," paparnya.
Sementara itu sebuah perahu motor yang ditumpangi Kepala Distrik Mimika Barat Jauh dan lima warga lainnya yang sempat dilaporkan hilang, diketahui sudah ditemukan.
Perahu motor tersebut diketahui berlabuh di Kampung Amar karena kondisi cuaca di laut yang tidak bersahabat.
Adapun 11 awak KM Usaha Baru yang tenggelam di perairan Amar, Mimika sejak Selasa (5/7) hingga kini belum ditemukan dan masih dalam pencarian.
"Tujuh penumpang yang selamat akan dievakuasi ke Timika. Sedang bangkai kapal sudah ditemukan. Kita berharap semua penumpang dan awak kapal bisa ditemukan dalam kondisi selamat," kata John Rettob.
Wabup Mimika: Operator pelayaran utamakan keselamatan penumpang
Jumat, 8 Juli 2022 11:50 WIB
Kami sejak kecil tahu benar, kalau musim ombak daerah-daerah itu yang paling berbahaya. Laut Mimika langsung terhubung ke Arafura, tidak ada gunung atau pulau penghalang, sehingga kalau musim ombak memang daerah kita sangat berbahaya