Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, mengalami kesulitan menangani dampak
bencana banjir bandang yang melanda kawasan itu sejak Minggu (29/5) petang hingga Senin (30/5) dini hari.
Kepala Pelaksana BPBD Teluk Wondama Aser Waroi yang dihubungi dari Manokwari, Selasa, mengatakan diperlukan penanganan atau pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) secara baik dan berkelanjutan agar sungai tidak lagi menjadi sumber bencana bagi masyarakat.
"Selama ini pengelolaan DAS di Wondama belum berjalan maksimal karena terbatasnya peralatan yang dimiliki Pemkab Wondama. Akibatnya, upaya mitigasi bencana banjir misalnya dengan pengerukan material sungai secara rutin, perbaikan tanggul sungai yang rusak dan bentuk penanganan lainnya tidak bisa dilakukan secara optimal," kata Waroi.
Karena berbagai keterbatasan yang ada di Wondama, katanya, upaya tanggap darurat ketika terjadi bencana juga menjadi terhambat.
Menurut dia, BPBD Wondama kini membutuhkan fasilitas alat berat dan peralatan penunjang lainnya untuk melakukan upaya tanggap darurat pascabanjir bandang dua hari lalu.
"Bagaimana kami bisa melakukan penanganan dan mitigasi kalau tidak ada peralatan. Maka perlu dukungan peralatan seperti eskavator, loader, gergaji mesin dan lainnya. Itu kami sangat butuh karena kami memang sangat perlu sekali menata sungai-sungai ini dengan baik," ujarnya.
Dia berharap Pemprov Papua Barat dan pemerintah pusat bisa menopang penanganan kebencanaan di Wondama terutama dalam hal pengelolaan sungai yang selama ini menjadi penyebab banjir.
Apalagi banyak sungai besar melintas di wilayah perkotaan yang padat penduduk seperti di Wasior, Wondiboi dan Rasiei.
“Kami butuh bantuan dari pemerintah pusat karena Wondama ini rawan bencana terutama banjir. Banyak sungai sampai dalam kota sehingga setiap waktu bisa terjadi banjir. Tapi kalau berharap dari pemda tidak mungkin karena anggaran terbatas," kata Waroi yang juga menjadi Pelaksana tugas Asisten I Pemkab Wondama itu.
Ketua Komisi C DPRD Teluk Wondama Remran Sinadia mendukung usulan BPBD setempat untuk pengadaan fasilitas terutama alat berat guna penanganan banjir dan pascabencana.
"BPBD harus punya alat berat seperti eskavator supaya kalau ada banjir begini bisa langsung cepat digerakkan untuk pengerukan sungai. Kalau harus tunggu pinjam alat lagi pasti lama dan belum tentu siap. Kami di DPRD mendorong supaya BPBD harus memiliki alat berat," kata Remran.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022
bencana banjir bandang yang melanda kawasan itu sejak Minggu (29/5) petang hingga Senin (30/5) dini hari.
Kepala Pelaksana BPBD Teluk Wondama Aser Waroi yang dihubungi dari Manokwari, Selasa, mengatakan diperlukan penanganan atau pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) secara baik dan berkelanjutan agar sungai tidak lagi menjadi sumber bencana bagi masyarakat.
"Selama ini pengelolaan DAS di Wondama belum berjalan maksimal karena terbatasnya peralatan yang dimiliki Pemkab Wondama. Akibatnya, upaya mitigasi bencana banjir misalnya dengan pengerukan material sungai secara rutin, perbaikan tanggul sungai yang rusak dan bentuk penanganan lainnya tidak bisa dilakukan secara optimal," kata Waroi.
Karena berbagai keterbatasan yang ada di Wondama, katanya, upaya tanggap darurat ketika terjadi bencana juga menjadi terhambat.
Menurut dia, BPBD Wondama kini membutuhkan fasilitas alat berat dan peralatan penunjang lainnya untuk melakukan upaya tanggap darurat pascabanjir bandang dua hari lalu.
"Bagaimana kami bisa melakukan penanganan dan mitigasi kalau tidak ada peralatan. Maka perlu dukungan peralatan seperti eskavator, loader, gergaji mesin dan lainnya. Itu kami sangat butuh karena kami memang sangat perlu sekali menata sungai-sungai ini dengan baik," ujarnya.
Dia berharap Pemprov Papua Barat dan pemerintah pusat bisa menopang penanganan kebencanaan di Wondama terutama dalam hal pengelolaan sungai yang selama ini menjadi penyebab banjir.
Apalagi banyak sungai besar melintas di wilayah perkotaan yang padat penduduk seperti di Wasior, Wondiboi dan Rasiei.
“Kami butuh bantuan dari pemerintah pusat karena Wondama ini rawan bencana terutama banjir. Banyak sungai sampai dalam kota sehingga setiap waktu bisa terjadi banjir. Tapi kalau berharap dari pemda tidak mungkin karena anggaran terbatas," kata Waroi yang juga menjadi Pelaksana tugas Asisten I Pemkab Wondama itu.
Ketua Komisi C DPRD Teluk Wondama Remran Sinadia mendukung usulan BPBD setempat untuk pengadaan fasilitas terutama alat berat guna penanganan banjir dan pascabencana.
"BPBD harus punya alat berat seperti eskavator supaya kalau ada banjir begini bisa langsung cepat digerakkan untuk pengerukan sungai. Kalau harus tunggu pinjam alat lagi pasti lama dan belum tentu siap. Kami di DPRD mendorong supaya BPBD harus memiliki alat berat," kata Remran.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022