Manokwari (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Provinsi Papua Barat menyiapkan 30 ribu reagen polymerase chain reaction (PCR) COVID-19 untuk mengoptimalkan penanganan pandemi COVID-19 di daerah itu.
"Beberapa pekan lalu kita sudah beli 5.000 reagen PCR dan kami sudah pesan lagi 30 ribu. Kita upayakan agar tidak terjadi kekosongan," kata Direktur RSU Papua Barat dr Arnoldus Tiniap di Manokwari, Jumat.
Dia mengakui pernah terjadi kekosongan stok reagen di rumah sakit tersebut, bahkan di Manokwari. Layanan pemeriksaan RT-PCR pun kala itu ditiadakan sementara. "Kami tidak mau itu terulang. Dua pekan lalu 5.000 reagen sudah tiba dan sekarang layanan sudah kembali normal," kata Tiniap.
Arnold menjelaskan bahwa penyebaran COVID-19 di Papua Barat sudah cukup masif. Dari 13 kabupaten dan kota, saat ini tersisa satu daerah yang belum ditemukan kasus positif COVID-19.
Selain itu, klaster penularan COVID-19 di daerah ini pun terus meluas. Tidak sedikit Aparatur Sipil Negara (ASN) di Papua Barat i sudah terpapar dan menjadi klaster baru, termasuk tenaga kesehatan, aparat TNI serta Polri.
"Stok reagen ini kita perbanyak untuk memaksimalkan layanan. Untuk 5.000 reagen yang sudah ada ini diperkirakan cukup untuk memenuhi layanan hingga bulan Desember mendatang, tapi kalau kita lihat temuan kasus beberapa pekan terakhir, bisa jadi ini hanya cukup untuk sebulan. Untuk mengantisipasi kekurangan kita pesan lagi 30 ribu," ujarnya.
Sejauh ini, lanjut Arnold, belum ada pihak yang dapat memberikan prediksi secara tepat tentang kapan pandemi ini berakhir.
"Untuk 30 ribu reagen yang dipersiapkan diharapkan cukup hingga tahun 2021. Kita perbanyak pesanan hingga enam kali lipat. Mudah-mudahan paling tidak hingga enam bulan pertama tahun 2021 stok kita tetap aman," pungkas Arnold Tiniap.