Manokwari, Papua Barat (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kelompok makanan menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi tahunan di Provinsi Papua Barat sebesar 2,84 persen (yoy) pada November 2024 dengan indeks harga konsumen tercatat 107,57.
Kepala BPS Papua Barat Merry di Manokwari, Senin, mengatakan kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami peningkatan indeks harga mencapai 6,7 persen (yoy) yang kemudian memberikan andil terhadap inflasi tahunan secara keseluruhan.
Adapun komoditas dari kelompok tersebut yang menjadi penyumbang utama peningkatan inflasi Papua Barat periode November 2024 dibanding bulan sebelumnya, meliputi beras, ikan cakalang, ikan kakap merah, dan ikan tuna.
"Secara tahunan, inflasi Papua Barat pada November 2024 tercatat 2,84 persen (yoy) lebih tinggi jika dibandingkan inflasi Oktober 2024 yaitu 2,05 persen (yoy)," kata Merry.
Ia menjelaskan bahwa kelompok pengeluaran yang juga turut mengalami peningkatan indeks harga antara lain, pendidikan, perawatan jasa pribadi, penyedia makanan dan minuman atau restoran, pemeliharaan rutin rumah tangga, pakaian dan alas kaki.
Dalam periode yang sama terdapat tiga kelompok pengeluaran yang justru mengalami penurunan indeks harga atau deflasi, yaitu kelompok transportasi, kelompok kesehatan, serta kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan.
"Artinya sebagian besar kelompok pengeluaran terjadi peningkatan indeks harga, dan kelompok makanan kenaikan indeksnya paling tinggi," ujar Merry.
Secara bulanan, kata dia, inflasi Provinsi Papua Barat tercatat sebesar 0,74 persen (mtm) pada November 2024 atau berbanding terbalik apabila dibandingkan dengan kondisi indeks harga konsumen periode Oktober 2024 karena terjadi deflasi 0,92 persen (mtm).
Inflasi bulanan di Papua Barat dipengaruhi peningkatan indeks harga dari tiga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan minuman dan tembakau, kelompok transportasi, dan kelompok perawatan pribadi serta jasa lainnya.
"Kelompok makanan dan kelompok transportasi memberikan andil paling signifikan sehingga memengaruhi tingkat inflasi bulanan," ucap Merry.
Merry menyebut terdapat lima komoditas dari dua kelompok pengeluaran yang menjadi penyumbang utama inflasi bulanan di Papua Barat pada November 2024 yakni, ikan cakalang, ikan tuna, tomat, tarif angkutan udara, dan bawang putih.
"Kalau lima komoditas yang mengalami deflasi adalah ikan ekor kuning, cabai rawit, ikan selar, bayam, dan ikan layang," ujar Merry.