Sorong (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sorong, Papua Barat Daya menyebutkan pada Januari 2025 terjadi inflasi year on year (y-on-y) di wilayah itu sebesar 0,60 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,89.
Kepala BPS Kota Sorong Rumila Natratilova di Sorong, Senin, menjelaskan inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran.
Kelompok pengeluaran dimaksud terdiri atas kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,16 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,16 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,10 persen, kelompok transportasi sebesar 4,19 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,69 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,58 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,17 persen.
"Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi y-on-y yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 5,09 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 6,84 persen, kelompok pengeluaran informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,43 persen; dan kelompok pendidikan sebesar 0,61 persen," jelasnya.
Adapun tingkat deflasi month to month (m-to-m) dan tingkat deflasi year to date (y-to-d) Kota Sorong pada Januari 2025 masing-masing sebesar 1,25 persen.
Rumila menyebut harga berbagai komoditas pada Januari 2025 secara umum menunjukkan adanya kenaikan.
Dari hasil pemantauan BPS Kota Sorong, pada Januari 2025 terjadi inflasi y-on-y sebesar 0,60 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,27 pada Januari 2024 menjadi 103,89 pada Januari 2025.
"Tingkat deflasi m-to-m dan tingkat deflasi y-to-d masing-masing sebesar 1,25 persen," katanya.
Komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi y-on-y pada Januari 2025, antara lain ikan tuna, beras, angkutan udara, cabai rawit, penyegar ruangan, emas perhiasan, bakso siap santap, ikan kakap merah, sewa rumah, dan telur ayam ras.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil atau sumbangan deflasi y-on-y, antara lain tarif listrik, tomat, ikan teri, bawang merah, tahu mentah, kangkung, Sekolah Menengah Atas (SMA), jeruk nipis, ikan baronang, dan handuk.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada Januari 2025, antara lain: cabai rawit, penyegar ruangan, bayam, telur ayam ras, daging ayam ras, angkutan laut, mie, minyak goreng, ketela pohon, dan bawang putih.
"Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain tarif listrik, angkutan udara, ikan teri, ikan cakalang/ikan sisik, tahu mentah, terong, jeruk nipis/limau, gula pasir, bawang merah, dan tempe," bebernya.