Manokwari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Barat memproyeksi ekonomi daerah tahun 2024 di provinsi tersebut mengalami pertumbuhan impresif dengan kisaran 14,7 sampai 14,5 persen (yoy).
Kepala BI Papua Barat Setian saat pertemuan tahunan di Manokwari, Selasa, mengatakan pertumbuhan ekonomi yang impresif ditopang oleh peningkatan kapasitas produksi LNG Tangguh Teluk Bintuni hingga 50 persen.
Kemudian, konsumsi rumah tangga yang tetap kuat seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat, dan kinerja ekspor luar negeri meningkat tajam setelah train 3 LNG Tangguh beroperasi.
"Tahun 2024, kami proyeksi perekonomian Papua Barat tumbuh jauh lebih tinggi dari tahun 2023 yang tercatat 3,91 persen (yoy)," kata Setian.
Ia menjelaskan bahwa Bank Indonesia senantiasa mendorong sinergi guna menjaga kondisi perekonomian secara nasional maupun daerah melalui penerapan kerja sama mitra strategis.
Pihaknya juga berharap agar pemerintah daerah mempercepat dan mengoptimalkan belanja daerah dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi sekaligus pengendalian inflasi untuk kesejahteraan masyarakat.
"Daya saing ekonomi daerah harus meningkat terutama hilirisasi, kualitas tenaga kerja, perluasan pembayaran digital, dan pengembangan pariwisata," ujar Setian.
Selain itu, Bank Indonesia juga memprediksi tingkat inflasi Papua Barat tahun 2024 berada pada level 2,5±1persen (yoy) lebih tinggi dibandingkan inflasi 2023 yaitu 2,39 persen.
Hal tersebut dipengaruhi sejumlah faktor yaitu kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), ketidakpastian global, perkembangan harga minyak dan emas global, serta risiko cuaca dan gelombang.
"Termasuk pemberlakuan program Makan Bergizi Gratis berdampak pada inflasi komoditas pangan, sehingga diperlukan sumber produksi untuk menjaga inflasi," ucap Setian.