Manokwari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat mencatat kelompok makanan menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi tahunan di Provinsi Papua Barat pada bulan Desember 2024.
Kepala BPS Papua Barat Merry di Manokwari, Kamis, mengatakan inflasi Papua Barat pada Desember 2024 sebesar 2,53 persen (yoy) dengan indeks harga konsumen tercatat 107,94.
“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau di Papua Barat mengalami peningkatan indeks harga mencapai 7,33 persen (yoy) sehingga memberikan andil terhadap inflasi tahunan secara keseluruhan,” ujarnya.
Ia mengatakan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau di Provinsi Papua Barat memiliki andil 2,50 persen, dengan komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah ikan cakalang, beras, dan ikan tuna.
Secara tahunan, inflasi Papua Barat pada Desember 2024 sebesar 2,53 persen (yoy) tercatat lebih rendah dibanding inflasi November 2024 yaitu 2,84 persen (yoy).
Kelompok pengeluaran yang juga turut mengalami peningkatan indeks harga antara lain, pendidikan, perawatan jasa pribadi, penyedia makanan dan minuman atau restoran, pemeliharaan rutin rumah tangga, serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga
Dalam periode yang sama terdapat empat kelompok pengeluaran yang justru mengalami penurunan indeks harga atau deflasi, yaitu kelompok transportasi, kelompok kesehatan, serta kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan serta pakaian dan alas kaki.
"Artinya sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami peningkatan indeks harga dan kelompok makanan memiliki kenaikan indeks yang paling tinggi," katanya.
Ia menjelaskan, secara bulanan, inflasi Provinsi Papua Barat tercatat sebesar 0,34 persen (mtm) pada Desember 2024.
Penyumbang utama inflasi Desember 2024 secara m-to-m di Provinsi Papua Barat adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,50 persen serta kelompok perawatan pribadi serta jasa lainnya sebesar 0,02 persen.
Lima komoditas penyumbang utama inflasi bulanan di Papua Barat pada Desember 2024 antara lain ikan cakalang, tomat, bawang merah, daging ayam ras dan ikan tuna.
"Sedangkan lima komoditas mengalami deflasi yaitu tarif angkutan udara, ikan kakap merah, ikan layang, cabai rawit dan sabun deterjen bubuk,” ujarnya.
Penjabat Sekda Papua Barat Jacob Fonataba mengatakan, pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten di Papua Barat perlu segera melakukan langkah-langkah agar dapat mengendalikan inflasi dengan baik.
“Berdasarkan data BPS tersebut pemerintah daerah perlu mengambil langkah operasional berdasarkan program strategis yang disinkronkan dengan anggaran yang tersedia,” ujarnya.