Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong, Arby Mamangsa, di Sorong, Senin, menjelaskan penguatan PKBM di Kota Sorong merupakan salah satu alternatif yang harus diambil guna menjawab kebutuhan dan kepentingan anak yang telah putus sekolah.
"Beberapa waktu lalu saya telah mengumpulkan pimpinan PKBM dalam rangka memberikan penguatan supaya mereka bisa mengakomodasi anak-anak putus sekolah di Kota Sorong," jelas dia.
Bentuk penguatan kepada lembaga PKBM berupa pelatihan dan pendampingan supaya mereka bisa menjalankan tugas mengajar kepada anak didik yang mengambil jalur pendidikan nonformal.
Sebab, kata dia, pendidikan nonformal telah melaksanakan tugas mengajar setiap hari sama seperti pendidikan formal pada umumnya.
"Dulu orang bilang pendidikan paket itu hanya sebulan sekali, sekarang setiap hari anak-anak belajar, saya sendiri sudah berikan penegasan supaya melaksanakan pengajaran setiap hari," ujar dia.
Dia menilai bahwa pelajaran yang ada di pendidikan formal sama persis diperoleh anak-anak putus sekolah di pendidikan nonformal.
"Jadi pendidikan nonformal sudah berjalan rutin setiap hari, ini juga mau mengubah cara pandang masyarakat bahwa sekolah paket itu hanya ambil ijazah," kata dia.
Dia menyebutkan ada enam PKBM di Kota Sorong yang aktif hingga saat ini dan menjadi objek penguatan dari Dinas Pendidikan guna menjawab kebutuhan pendidikan bagi anak usai sekolah.
Dia juga tidak merinci secara persis angka putus sekolah dan anak usia sekolah yang belum mendapatkan pendidikan.
"Tapi saya yakin angkanya pasti menurun setiap tahun karena untuk tahun ini hampir 500 anak yang tamat dari enam PKBM di Kota Sorong," beber dia.
Menurut dia, PKBM memiliki peran penting dalam rangka membantu pendidikan di Kota Sorong bisa berkembang khususnya memberikan kesempatan bagi anak putus sekolah atau anak usia sekolah bisa mendapatkan pendidikan yang layak.