Manokwari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat menyebut ada tiga komoditas dari kelompok makanan menjadi penyumbang tertinggi atas kondisi inflasi tahunan di provinsi tersebut pada Agustus 2024.
Kepala BPS Papua Barat Merry saat konferensi pers di Manokwari, Senin, mengatakan tiga komoditas yang dimaksud adalah beras, ikan tuna, dan ikan cakalang dengan andil inflasi 1,62 persen (yoy).
Komoditas lainnya yang juga turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan inflasi tahunan periode Agustus 2024 yaitu sigaret kretek mesin dan tarif transportasi udara.
"Inflasi tahunan Papua Barat tercatat 2,80 persen (yoy). Kelompok makanan, minuman, dan tembakau berikan andil terbesar," kata Merry.
Ia menjelaskan bahwa inflasi tersebut dipengaruhi kenaikan indeks harga dari sembilan kelompok pengeluaran, sedangkan dua kelompok lainnya mengalami penurunan indeks harga atau deflasi.
Meski demikian, kata Merry, perkembangan inflasi tahunan Papua Barat pada Agustus 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, dan bulan yang sama tahun 2023.
"Inflasi Papua Barat periode Agustus 2024 lebih rendah dari Juli 2024 yang mencapai 2,83 persen (yoy)," jelas Merry.
Secara bulanan, kata dia, inflasi bulanan di Papua Barat mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya yaitu 0,13 persen (mtm) pada Juli 2024 menjadi 0,31 persen (mtm) pada Agustus 2024.
Ada tiga kelompok pengeluaran yang memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi bulanan, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau, perlengkapan rumah tangga, dan pendidikan.
"Lima komoditas penyumbang utama inflasi bulanan adalah kangkung, sekolah dasar, ikan cakalang, ikan asap, dan ikan tuna," ujar Merry.