Teminabuan (ANTARA) - Bimas Katolik Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sorong Selatan (Sorsel), Papua Barat Daya, menggelar pembinaan dalam menyikapi hakikat perkawinan Katolik di tengah perkembangan zaman saat ini di wilayah setempat.
Pembimbing masyarakat (Pembimas) Katolik Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua Barat, Hugo Rizal Wisnugroho di Teminabuan, Jumat mengatakan, perkembangan zaman dan teknologi saat ini, dapat membawa dampak bagi kehidupan manusia.
"Dalam kehidupan berkeluarga, munculnya handphone (hp) dapat membuat komunikasi antarkeluarga menjadi berkurang, sehingga kegiatan kali ini mengambil tema perkawinan Katolik di tengah modernisasi," kata Hugo.
Ia mengatakan, keluarga zaman sekarang komunikasi di antara keluarga sudah mulai berkurang, tidak perlu ketemu istri, tidak perlu ketemu suami, cukup dengan video call sudah bisa saling melihat.
"Tetapi ada satu hal yang perlu diwaspadai yakni ketika hp itu menjadi racun. Terutama bagi anak-anak harus dibatasi menggunakan hp," ungkap Hugo.
Dia berharap agar melalui kegiatan ini, menjadi momen bagi keluarga Katolik untuk saling berbagi pengalaman hidup, terkait bagaimana menumbuhkan rasa sayang dan cinta, antara suami-istri dan anak-anak dalam kehidupan berkeluarga.
"Semua kebahagiaan itu pasti sudah rasakan. Alangkah indahnya kebahagiaan itu dibagikan kepada mereka di sekitar kita. Termasuk bagaimana kita menjaga kebersamaan, kita menjaga toleransi, serta bagaimana kita menjaga rasa sayang terhadap sesama yang lain," ujar Hugo.
Sementara itu Penyelenggara Bimas Katolik Kemenag Kabupaten Sorong Selatan, Pascalis Bronson Namsa dalam laporannya menyampaikan, keluarga pada hakikatnya merupakan satuan terkecil dan sebagai inti dari sistem sosial yang ada di masyarakat.
Dalam membangun sebuah keluarga yang harmonis, lanjutnya, perlu ada pembinaan sehingga dapat tercipta keluarga yang baik dan kondusif di tengah kehidupan memasyarakat.
"Keluarga bahagia adalah sebuah hubungan suami-istri dan anak-anak, dan juga hubungan saudara yang hidup dengan tenteram dalam suatu lingkungan masyarakat. Kemudian keluarga yang kondusif akan menghasilkan warga masyarakat yang baik. Hal ini menjadi dasar kehidupan dalam bermasyarakat," tutur Pascalis.
Kegiatan ini diikuti oleh 20 keluarga Katolik pasangan suami-istri, utusan dari beberapa lingkungan yang ada di wilayah Paroki Santo Albertus Agung di Teminabuan. Sementara narasumber dalam kegiatan ini adalah Paroki Santo Albertus Agung di Teminabuan, Pastor Zepto Triffon Poli'i.