Teminabuan (ANTARA) - Nelayan di Distrik Konda, Kabupaten Sorong Selatan (Sorsel), Papua Barat Daya, membutuhkan tambahan bahan bakar minyak (BBM) karena ketersediaan BBM jenis premium 15 ton yang disiapkan pemerintah kabupaten setempat masih belum mencukupi kebutuhan nelayan.
Kepala Kampung Konda Andarias Mabruaru di Teminabuan, Selasa (26/3), mengatakan bahwa ketersediaan BBM jenis premium 15 ton tersebut belum mencukupi nelayan lokal di wilayah itu.
"Nelayan dari Kampung Konda dan Kampung Wermagege setiap harinya menghabiskan 5 ton BBM untuk mencari, sementara ketersediaan 15 ton untuk jangka waktu seminggu," kata Andarias.
Untuk itu, kata dia, pemkab setempat dapat menambah pasokan BBM karena 5 ton BBM tersebut baru digunakan untuk nelayan lokal, belum terhitung dengan nelayan Nusantara.
"Kemarin kami ketemu bupati dan menyampaikan keluhan bahwa kami minta tambahan 10 ton lagi agar pasokan BBM dapat terjaga dengan baik. Jadi, dari hasil pembicaraan bahwa ini masih sub, jadi menunggu sebulan ke depan akan ada stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) kompak definitif," jelas Andarias.
Andarias mengatakan bahwa pendudukan Kampung Konda dan Wermagege lebih dari 2.000 dengan akumulasi 90 persennya merupakan nelayan sehingga kebutuhan akan BBM relatif cukup tinggi.
"Untuk Distrik Konda, penghasilannya ikan dan udang," ucap Andarias.
Sementara itu, Bupati Sorsel Samsudin Anggiluli di Teminabuan, Minggu, mengatakan bahwa usulan masyarakat agar wilayah Distrik Konda memiliki SPBU Kompak akan menjadi tugas pemkab setempat dalam memproses perizinan.
"Pemkab berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat terkait dengan kekurangan dan ketersediaan bahan bakar bagi nelayan di wilayah ini. Dengan kehadiran SPBU, nantinya akan mengurangi pembiayaan transportasi pembelian BBM, dan ini merupakan tanggung jawab pemkab," jelas Samsudin.
Samsudin mengatakan bahwa warga Distrik Konda, tepatnya di Kampung Konda dan Wamargege sebagai nelayan memiliki kebutuhan akan bahan bakar bensin dan solar sangat tinggi untuk operasional mencari udang.
"Dengan murahnya bahan bakar, tentunya akan menumbuhkan pertumbuhan perekonomian di Distrik Konda nantinya, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat karena ada perputaran uang di wilayah itu sehingga semua bidang lainnya pun seperti pendidikan dan kesehatan akan berjalan baik," jelas Samsudin.
Pemkab Sorsel, lanjut Samsudin, akan berkoordinasi dengan Pertamina sebagai lembaga pemerintah yang mengelola BBM agar perizinan ini segera diproses.