Provinsi Papua Barat mulai tahun 2020 akan melaksanakan kegiatan pengiriman secara langsung kayu merbau ke sejumlah negara di wilayah Asia dan Eropa.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat, Hendrik F Runaweri di Manokwari, Kamis mengatakan, selama ini pengiriman kayu dari Papua Barat ke luar negeri dilakukan melalui Surabaya, Jawa Timur.

"Mulai tahun depan, kita akan kirim sendiri. Pengiriman langsung dilakukan dari Papua Barat supaya bisa memperoleh manfaat lebih," kata Runaweri.

Pada Desember 2019, lanjut dia, Pemprov Papua Barat akan menghentikan kerjasama pengiriman kayu dengan Surabaya.
Selanjutnya pengiriman akan dilakukan melalui Pelabuhan Sorong dan Manokwari.

"Pelabuhan Sorong sudah sangat siap, begitu juga Manokwari. Ada nilai lebih yang bisa kita dapat diantaranya kita bisa menetapkan harga yang lebih layak," kata dia lagi.

Menurutnya, investor di daerah ini sudah cukup siap. Industri pengolahan kayu di daerah ini pun digenjot untuk memperlancar suplay.

"Para investor kita paksa mau tidak mau harus punya industri pengolahan di Papua Barat. Mulai tahun ini harus siap sehingga awal tahun 2020 pengiriman langsung bisa kita mulai," ujarnya lagi.

Saat ini, kata dia, sudah ada beberapa industri pengolahan kayu di Kaimana Di Sorong, Fakfak, Teluk Bintuni. Pemprov akan bertindak tegas bagi investor yang enggan membangun pabrik pengolahan kayu.

Ia mengutarakan, kegiatan ekspor ini khusus dilakukan untuk kayu merbau. Untuk negara-negara di wilayah Eropa Timur pengiriman dilakukan melalui China.

"Amsterdam Belanda yang bisa pengiriman langsung dari Papua Barat," katanya seraya menambahkan, Pemprov juga sedang mendorong peningkatan ekspor hasil hutan bukan kayu.

Hendrik menambahkan, pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan Pemprov Papua. Hal serupa akan dilakukan provinsi Papua terkait kegiatan ekspor kayu.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019