Manokwari, Papua Barat (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Barat menyebut ada 28 pelaku UMKM berpotensi lolos program kurasi tahun 2025 dan akan mengikuti pelatihan ekosistem bisnis berbasis digital.
Deputi Kepala Perwakilan BI Papua Barat Roni Cahyadi di Manokwari, Selasa, mengatakan kurasi bertujuan meningkatkan kualitas produk, diversifikasi produk, dan pengetahuan UMKM tentang pasar digital.
"Mulai pekan depan, 28 UMKM sudah mengikuti pelatihan selama satu bulan. Sementara, peserta yang mengikuti kurasi kurang lebih 120 UMKM," kata Roni.
Dia menyebut kurasi produk sekaligus pelatihan kepada pelaku UMKM merupakan bagian dari rangkaian penyelenggaraan tahunan Bank Indonesia yaitu Torang Creative Festival and Ecotourism.
Hal tersebut merupakan upaya meningkatkan manajerial sumber daya manusia untuk menciptakan inovasi melalui tiga pilar kebijakan yakni, korporatisasi, kapasitas, dan perluasan akses pembiayaan.
"Nanti, pelaku UMKM yang sudah dilatih, kami ikut sertakan dalam pameran produk UMKM pada April 2025," jelas Roni.
Menurut dia, 28 UMKM di Papua Barat maupun Papua Barat Daya yang lolos kurasi tahun 2025 didominasi produk makanan dan minuman, kemudian diikuti produk fesyen/kain, dan usaha kriya.
Program kurasi berdampak positif terhadap kualitas produk UMKM yang semakin berdaya saing dan adaptif, sehingga mampu menjawab permintaan konsumen berbagai kalangan.
"Pelatihan yang kami berikan itu benar-benar sampai UMKM ini onboarding membuka marketplace sendiri. Pasarnya sudah lebih luas," ucap Roni.
Dia mengakui bahwa biaya pengiriman produk dari Papua Barat ke sejumlah daerah di Indonesia yang masih tergolong mahal, menjadi salah satu faktor penghambat bagi pelaku UMKM.
Bank Indonesia menyarankan agar UMKM di Papua Barat dan Papua Barat Daya menjalin kerja sama dengan perusahaan jasa pengiriman yang menggunakan transportasi laut maupun udara.
"Mahalnya ongkos kirim juga jadi isu krusial dalam upaya pengembangan UMKM di Papua Barat dan Papua Barat Daya," ujar Roni.