Manokwari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Barat terus meningkatkan sosialisasi bagi masyarakat terkait keaslian rupiah sehingga dapat berpartisipasi mencegah peredaran uang palsu di wilayah Papua Barat maupun Papua Barat Daya.
Kepala Unit Pengelolaan Uang Rupiah BI Papua Barat Gerhad Revilino di Manokwari, Kamis, mengatakan penguatan edukasi cinta bangga dan paham rupiah yang dilakukan secara masif akan memudahkan masyarakat mengetahui keaslian uang rupiah.
"Agenda sosialisasi ke sejumlah titik sudah dilakukan sejak Januari 2025, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat," kata Gerhad.
Dia menyebut peredaran uang palsu yang berhasil ditemukan sepanjang tahun 2024 kurang dari 10 lembar, dan hal itu perlu diwaspadai meskipun secara persentase Papua Barat maupun Papua Barat Daya masuk dalam zona hijau.
Bank Indonesia dan perbankan konvensional senantiasa berkolaborasi dengan pemerintah daerah, satuan pendidikan, organisasi keagamaan, serta organisasi masyarakat guna mengoptimalkan pelaksanaan kampanye cinta bangga dan paham rupiah.
"Kalau di Fakfak, memang ada permintaan klarifikasi tetapi belum sampai ke kami. Jadi, statusnya belum diketahui apakah uang tersebut palsu atau tidak," ujar Gerhad.
Selain itu, Bank Indonesia menjamin keandalan dan kelancaran layanan sistem keuangan digital menjelang perayaan Idul Fitri 1446 Hijriah sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan saat melakukan transaksi pembayaran.
Layanan dimaksud meliputi, kartu kredit, Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), dan layanan transfer antarbank melalui BI-FAST, Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), maupun Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).
"Masyarakat tidak perlu khawatir, pengawasan keandalan sistem terus kami jaga," katanya.*
BI Papua Barat lakukan sosialisasi cegah peredaran uang palsu
Jumat, 14 Maret 2025 4:49 WIB

Kepala Unit Pengelolaan Uang Rupiah BI Papua Barat Gerhad Revilino (kanan) saat konferensi pers di Manokwari. ANTARA/Fransiskus Salu Weking