Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan (Sorsel), Provinsi Papua Barat Daya, bersama Universitas Papua telah menerapkan program sekolah sepanjang hari di Distrik Konda guna menyelamatkan anak-anak yang putus sekolah di wilayah tersebut.

"Pemda bekerja sama dengan Unipa untuk menerapkan sekolah sepanjang hari," kata Tim Ahli dan Peneliti Partisipasi Anak Usia Sekolah dan Pengembangan Model Pendidikan Unipa Helena Teturededay di Teminabuan, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa sekolah sepanjang hari di SD Inpres 11 Distrik Konda sudah berlangsung selama empat bulan terhitung sejak November 2023 hingga saat ini.

Program tersebut memberikan kesempatan bagi 22 anak putus sekolah maupun tidak pernah bersekolah dapat menikmati pendidikan tanpa dipungut biaya sepeserpun.

"Mereka diikutkan dalam kelas penyetaraan supaya bisa mengikuti proses pendidikan paling sedikit dua semester," ujar dia.

Puluhan anak itu, kata dia, diberikan materi literasi dasar yang nantinya dievaluasi pada awal dan akhir semester untuk mengetahui perkembangan dari masing-masing anak.

Apabila hasil evaluasi menunjukkan perkembangan yang signifikan, maka anak tersebut dipindahkan dari kelas penyetaraan ke kelas biasa sesuai dengan tingkatan usia.

"Misalnya dia putus sekolah kelas 3, dia harus ikut kelas penyetaraan. Kalau mampu, dimasukkan ke kelas 3 lagi," ucap Helena.

Menurut dia jumlah anak yang mengikuti pembelajaran sekolah sepanjang hari ketika pertama kali dibuka hanya sembilan orang, dan seiring berjalannya waktu jumlah anak semakin bertambah.

Kondisi itu mencerminkan bahwa anak-anak di Kampung Konda dan Kampung Wamargege mulai menyadari akan pentingnya pendidikan pada masa mendatang.

"Mereka menyadari ada wadah yang bisa menampung mereka. Memang di kelas itu agak unik karena umurnya berbeda-beda," ujarnya.

Dia menuturkan ada sejumlah anak yang putus sekolah masih terdaftar dalam data pokok pendidikan (Dapodik), sehingga mereka akan mendapatkan ijazah setelah kembali bersekolah.

Program sekolah sepanjang hari perlu diterapkan ke semua distrik sebagai upaya menekan angka putus sekolah, yang kemudian meningkatkan angka partisipasi penduduk usia sekolah di Kabupaten Sorong Selatan.

"Mereka diberikan makan pagi, makan siang, istirahat dan lanjut pada sore baru baru dikembalikan ke orang tua," kata Helena.

Pewarta: Paulus Pulo

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024