Teminabuan (ANTARA) - Sekolah Sepanjang Hari (SSH) di Distrik Konda, Sorong Selatan (Sorsel), Papua Barat Daya, menerapkan metode belajar menggunakan modul hasil analisis dan survei Universitas Papua Manokwari terhadap 46 siswa yang putus sekolah di wilayah setempat.
Guru pendamping dari Universitas Papua (Unipa) Manokwari, Elisar Ruben Simanjuntak, di Teminabuan, Kamis mengatakan penerapan modul tersebut diutamakan dengan karakteristik dan budaya masyarakat setempat.
"Sejak bulan Oktober 2023 lalu kami bersama beberapa teman ditugaskan untuk melakukan pendampingan di SSH Konda. Hal pertama yang dilakukan di antaranya melakukan survei dan analisis," kata Elisar.
Ia mengatakan, setelah melakukan survei dan analisis, Unipa menghasilkan modul belajar khusus para siswa SSH.
"Dari modul tersebut, para siswa tidak menghabiskan waktunya di kelas, namun, ada waktu untuk belajar di alam terbuka, dengan berkebun hidroponik," kata Elisar.
Ia mengatakan, selain berkebun, tujuan lain belajar di lapangan terbuka di antaranya untuk mengasah kemampuan dan keterampilan melalui kerajinan tangan dan kegiatan lainnya.
"Tujuan dari modul itu adalah untuk mendekatkan para siswa sesuai dengan karakteristik budaya setempat. Hal itu mempermudah para siswa dalam menganalisa dan menangkap ilmu yang diberikan," ungkap Elisar.
Ia mengatakan, dengan metode belajar seperti itu para siswa lebih cepat menangkap materi yang diberikan dan memiliki daya ingat yang tinggi.
"Kehadiran saya bersama teman disambut baik oleh warga setempat, karena diyakini akan mengubah wajah pendidikan di Konda mengingat cukup banyak siswa yang putus sekolah," jelas Elisar.