Teminabuan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sorong Selatan, Papua Barat Daya, menerapkan sekolah sepanjang hari di Sekolah Dasar (SD) Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Maranatha Teminabuan.
Seketaris Daerah (Sekda) Sorong Selatan (Sorsel) Dance Nauw, di Teminabuan, Jumat, mengatakan SD YPK Maranatha menjadi salah satu lokus penerapan sekolah sepanjang hari di daerah itu.
"Tahun ini kita coba lagi, lokusnya sudah di dalam kota tepatnya di SD YPK Maranatha, ini program yang memang menurut kami sangat luar biasa dalam rangka mempercepat penurunan angka putus sekolah," kata Dance.
Ia mengatakan rencana itu akan diupayakan terealisasi pada tahun 2024. Langkah itu merupakan program aksi pemerintah daerah (pemda) dalam percepatan penurunan angka putus sekolah di Sorsel.
Pihaknya sangat optimis penurunan angka putus sekolah dan anak usia sekolah tetapi tidak bersekolah dengan penerapan sekolah sepanjang hari, salah satunya yang ada di Distrik Konda.
"Pemda tentunya sangat optimis, ini tidak main-main karena membutuhkan anggaran yang besar, kita membiayai anak-anak makan dan semua fasilitasnya disiapkan. Ini kebijakan pemda yang sangat berpihak pada program ini, maka kami harus kawal," ujar Dance.
Dance melanjutkan optimalisasi pengarahan Otonomi Khusus (otsus) Papua untuk percepatan pembangunan dalam merealisasi salah satu program prioritas Papua Cerdas akan lebih difokuskan untuk program unggulan yang dimaksud.
"Program ini berpihak kepada anak-anak Papua, sebab itu Dana Otsus akan lebih difokuskan ke sana, apalagi ini berkaitan dengan program unggulan," kata Dance.
Ia mengungkapkan program itu juga akan berlangsung pada tahun 2025, dengan melakukan pemetaan di daerah Sawiat dan Imekko yang menggandeng Universitas Negeri Papua (Unipa) dan tidak menutup kemungkinan juga melibatkan Universitas Werisar (Unsar).
"Nanti ke depan 2025 kita akan lakukan pemetaan di daerah Sawiat, ,Imekko dan daerah Kais satu titik. Sementara kami masih berjalan bersama Unipa nanti ke depan kita akan gandeng Unsar," ucap Dance.