Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong Selatan Hengki Gogoba di Sorsel, Minggu, menjelaskan penerapan program sekolah sepanjang hari merupakan upaya konkret Pemkab untuk menjawab kebutuhan masyarakat khususnya anak usia sekolah yang tidak mengenyam pendidikan dengan baik di wilayah itu.
"Jadi ini program strategis pemerintah sebagai upaya konkret untuk mengakomodir anak usia sekolah yang tidak pernah menikmati pendidikan sebagaimana mestinya," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sorsel Hengki.
Penerapan program sekolah sepanjang hari, sebut dia, masih terbatas pada satu distrik, yakni Distrik Konda untuk lebih fokus menerapkan program itu sehingga nantinya hasil dari penerapan tersebut benar-benar maksimal membawa dampak positif, maka pemberlakuan program ini akan diterapkan ke distrik lain.
"Jadi kita masih fokus penerapan program pada satu titik dulu, karena ingin melihat terapan program ini benar-benar maksimal," kata dia.
Berkaitan dengan penerapan program itu, Pemerintah Kabupaten Sorong telah berkunjung ke Distrik Konda dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Dan masyarakat menyambut baik kebijakan penerapan program ini," ungkap dia.
Penerapan program ini, kata dia, mulai pada Oktober hingga Desember 2023. Kemudian, akan ditindak lanjuti dengan sebuah evaluasi secara holistik untuk melihat perkembangan dari penerapan program tersebut.
Sebelumnya Universitas Papua (Unipa) melakukan penelitian pada anak yang tidak bersekolah di Kabupaten Sorong Selatan dan hasilnya menunjukkan sebanyak 6.877 anak dengan rincian tingkat SD sebanyak 2.315 anak, SMP 3.322 dan SMA/SMK 1.240 anak, sehingga ditotal secara menyeluruh dari penduduk usia sekolah yang tidak bersekolah di Kabupaten Sorong Selatan sebanyak 6.877 anak.