Dinas Kesehatan (Dinkes) Manokwari, Provinsi Papua Barat, terus berupaya menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut yang sempat melonjak di medio akhir tahun 2023.

Plt Kepala Dinkes Manokwari Marthen Rantetampang di Manokwari, Selasa, mengatakan kasus DBD hampir dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) di akhir tahun 2023, namun tidak jadi.

"Saat sedang tinggi-tingginya dalam satu pekan ada lima penderita DBD di Manokwari. Tapi, karena kita terus melakukan langkah-langkah untuk mengatasinya, semakin lama semakin berkurang, dan kita tidak jadi tetapkan KLB," katanya.

Ia mengatakan, untuk melawan penyebaran DBD, Dinkes Manokwari bersama puskesmas gencar melakukan survei dan pemeriksaan jentik saat ditemukan kasus DBD. Survei tersebut untuk evaluasi apakah pasien DBD adalah warga sekitar atau warga dari daerah lain.

Jika pasien DBD tertular dari daerah lain, pihaknya melibatkan masyarakat untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pembersihan lingkungan di lokasi tersebut. Warga di sekitar rumah pasien DBD dilibatkan dan dilatih menjadi juru pemantau jentik (jumantik).

Namun, jika ditemukan pasien yang tertular dari daerah yang ada pasien DBD lainnya, pihaknya mengambil tindakan eliminasi nyamuk DBD dengan foging, atau pengasapan insektisida.

Foging dilakukan sebanyak dua kali siklus periode nyamuk DBD dewasa. Tujuannya agar nyamuk DBD dewasa bisa tereliminasi seluruhnya. Warga juga tetap dikerahkan untuk melakukan PSN.

"Nyamuk DBD betina dewasa bisa bertahan hidup sampai 4 pekan sedangkan jantan 10 hari sudah mati, itu siklusnya. Karena itu kita lakukan foging dengan jarak antara 2-4 minggu," ujarnya.

Pelaksanaan Program DBD, Dinkes Manokwari, Ika Margareta Susanti Makbon mengatakan total kasus DBD di Manokwari berjumlah 205 kasus pada tahun 2023. Jumlah kasus tertinggi terjadi bulan Oktober yang mencapai 57 kasus. Kasus DBD menunjukkan penurunan hingga Desember 2023 berjumlah 19 kasus.

"Dari 205 kasus tersebut, tiga orang meninggal dan 202 lainnya sembuh. Tiga pasien meninggal terdiri dari dua lansia dan satu anak-anak. Tapi untuk lansia itu, tidak murni DBD, ada penyakit lainnya," ucapnya.

Ia menambahkan, pada Januari 2024 kasus DBD yang tercatat pihaknya berjumlah 15 kasus yang merupakan laporan dari Puskesmas Sanggeng.

"Tapi itu belum semua puskesmas melaporkan, karena laporan bulan Januari dari puskesmas biasanya sampai tanggal 10 Februari," ujarnya.*
 

Pewarta: Ali Nur Ichsan

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024