Pemerintah Kabupaten Manokwari, Papua Barat, mendukung transformasi pola pembinaan terhadap seluruh narapidana dan tahanan yang sedang menjalani masa hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Manokwari.
 
Bupati Manokwari Hermus Indou di Manokwari, Jumat, mengatakan Lapas telah mengalami perubahan paradigma yang diimplementasikan melalui program pembinaan bagi seluruh warga binaan agar dapat diterima kembali oleh masyarakat setelah menjalani masa tahanan.
 
"Kalau dulu masyarakat kenal bahwa penjara itu membuat orang semakin sengsara. Paradigmanya sudah berubah, artinya pola pembinaan lebih memanusiakan manusia," kata Hermus.
 
Ia menilai bahwa transformasi pembinaan memberikan dampak positif terhadap perilaku warga binaan yang sebelumnya terlibat berbagai tindak pidana.
 
Oleh sebabnya, perlu penyediaan sarana prasarana Lapas yang memadai sangat diperlukan demi menunjang program pembinaan tersebut.
 
"Harus ada infrastruktur yang lebih baik supaya program warga binaan bisa dibimbing secara baik," jelas dia.
 
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Papua Barat Dannie Firmansyah menuturkan bahwa transformasi pembinaan mental dan spiritual menjadi atensi yang wajib diimplementasikan seluruh unit pelaksana teknis lembaga pemasyarakatan.
 
Pembinaan tersebut dilakukan melalui berbagai kegiatan agar narapidana maupun tahanan mampu mengekspresikan diri sesuai kompetensi yang dimiliki.
 
"Seluruh Lapas di wilayah kerja Kemenkumham Papua Barat terus bertransformasi," terang Dannie.
 
Transformasi yang dimaksud, kata dia, mendorong keaktifan warga binaan dalam setiap kegiatan dan nantinya akan dinilai ketika pengusulan remisi atau pengurangan masa tahanan baik remisi umum dan khusus.

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023