Manokwari (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Manokwari, Papua Barat, menggali potensi dari setiap warga binaan baik narapidana maupun tahanan melalui pelatihan seni budaya yang difokuskan pada musik tradisional Tanah Papua.
Kepala Lapas Kelas IIB Manokwari Sudarno, di Manokwari, Kamis, mengatakan program pembinaan musik tradisional bukan sekadar melestarikan warisan budaya melainkan juga sarana pembentukan karakter diri yang positif.
"Setiap warga binaan diberikan kesempatan untuk mempelajari dan memainkan beragam alat musik tradisional Papua," kata Sudarno.
Menurut Sudarno, musik tradisional dapat mengubah perilaku warga binaan menjadi pribadi yang lebih kreatif dan inovatif dalam kehidupan bermasyarakat setelah menjalani masa hukuman di lembaga pemasyarakatan.
Pembinaan seni musik merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang rutin dilaksanakan di Lapas Manokwari, dan setiap warga binaan didorong untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut.
"Musik tradisional sangat efektif tumbuhkan kecintaan terhadap budaya lokal, dan memperkuat rasa saling menghormati satu sama lain," ucap dia.
Sudarno menyebut bahwa transformasi pola pembinaan kemandirian dan pembinaan mental spiritual bagi warga binaan telah menjadi atensi yang wajib dilakukan oleh semua unit pelaksana teknis pemasyarakatan.
Program pembinaan mental spiritual bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan pembinaan kemandirian akan menjadi dasar pengembangan bakat setiap warga binaan.
"Kami ingin membekali mereka dengan keterampilan dan menanamkan nilai-nilai positif yang dapat mereka bawa saat kembali ke lingkungan sosialnya," ujar Sudarno.