Sekretaris KPA Kota Sorong, Jenny Isir, di Sorong, Sabtu, menjelaskan 10 distrik di Kota Sorong hanya Sorong Timur yang nemiliki angka tertinggi positif HIV/AIDS di angka 25 kasus, kemudian disusul Distrik Manoi 18 Kasus, Sorong Barat, Sorong Utara, Klaurung dan Malaimsimsa masing-masing 11 kasus, Sorong Kota 9 kasus, Sorong 8 kasus, Maladumes 7 kasusu, Sorong Kepulauan 6 kasus dan luar wilayah 3 kasus.
"Kasus HIV/AIDS di Kota Sorong ikut disebabkan oleh peningkatan populasi kunci, yakni wanita pekerja seks jalanan yang sulit dijangkau serta lelaki seks dengan lelaki. Kemudian terjadi peningkatan hotspot seperti tempat-tempat hiburan dan tempat umum lainnya seperti hotel, penginapan, rumah kos, dan barak," jelas dia.
KPA Kota Sorong, sebut dia, mempunyai tugas untuk mengoordinasikan setiap kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS melalui promosi, pencegahan, konseling, tes suka rela, pengobatan, perawatan, membina, mengarahkan, memonitoring, dan mengevaluasi.
Upaya konkret yang telah dan sedang dilakukan KPA Kota Sorong adalah memasifkan sosialisasi kepada seluruh lintas sektoral baik kepada kepala distrik hingga kelurahan dan bahkan media pun ikut dilibatkan untuk bersama menanggulangi kasus ini.
"Peran serta seluruh stakeholder dari tingkat RT/RW, lurah hingga distrik serta media sangat dibutuhkan untuk keberhasilan program pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS di Kota Sorong," kata dia.
Program pencegahan dan penanggulangan HIV di Kota Sorong dilaksanakan melalui strategi jalur cepat yakni suluh, temukan, obati, dan pertahankan (STOP).
"Pencegahan melalui suluh atau edukasi, sosialisasi dan pemberdayaan sangat penting untuk mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV. Kemudian temukan melalui tes HIV, obati orang yang ditemukan positif HIV dengan obat ARV, dan pertahankan pengobatan ARV," beber dia.
Dia mengakui bahwa kasus HIV di Kota Sorong terus meningkat dari tahun ke tahun, disebabkan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam penggunaan kondom yang konsisten.
Berdasarkan data komulatif, HIV/AIDS hingga Oktober 2024 tercatat sebanyak 3.945 kasus positif dengan rincian stadium HIV laki-laki 1.162 orang dan perempuan 1.676 orang.
"Total meninggal akibat kasus positif sebanyak 482 orang sepanjang Oktober 2024," beber Jenny.
Dia mengatakan, jika mengikuti data tren lima tahun terakhir, terjadi peningkatan pada 2023 sebanyak 253 kasus, sementara pada 2001-2022 mengalami penurunan dikarenakan situasi pandemi COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Sorong, Hermanus Kalasuat, menjelaskan upaya pencegahan ini untuk mencapai akhir AIDS pada 2030 berdasarkan Permenkes Nomor 23 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian HIV/AIDS yakni tiga zero, yaitu tidak ada infeksi HIV baru, tidak ada kematian akibat AIDS, tidak ada diskriminasi terhadap ODHA.
"Tugas pengendalian kasus ini bukan hanya satu elemen tetapi melibatkan seluruh stakeholder termasuk lurah, distrik dan dinas terkait dan bahkan media," ujarnya.
"Tugas pengendalian kasus ini bukan hanya satu elemen tetapi melibatkan seluruh stakeholder termasuk lurah, distrik dan dinas terkait dan bahkan media," ujarnya.
Dia berharap, dengan adanya kolaborasi ini nantinya bisa menekan angka kasus HIV di Kota Sorong, sebab dikhawatirkan jumlah kasus semakin meningkat.