"Sebelum ke praktik, kita awali dengan materi tentang apa saja yang akan dianyam selama lima hari, setelah itu lima hari berikut kita praktikkan," jelas dia di Balai Pelatihan Vokasi di Kota Sorong.
Dia menyebutkan dari hasil praktik selama pelatihan ini peserta berhasil merajut daun pandan yang telah disiapkan menjadi beberapa tas tangan dan tempat tisu.
Menurut dia, penggunaan bahan lokal dalam pembuatan produk berkualitas merupakan salah satu upaya pemanfaatan potensi lokal dan sekaligus sebagai upaya pelestarian budaya lokal.
"Kita punya potensi lokal sangat banyak sehingga dimanfaatkan baik untuk sesuatu yang bernilai ekonomis," ujar dia.
Dari 18 peserta pelatihan, berhasil menganyam tas tangan dari daun pandan sebanyak lima buah dan tempat tisu sebanyak lima buah.
Selain tas tangan dan tempat tisu, 18 peserta pun berhasil memproduksi 18 tas berbahan dasar benang polyester.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Papua Barat Daya Beatriks Msiren mengatakan pelatihan ini merupakan satu bentuk kepedulian pemerintah memberikan ruang kepada masyarakat untuk berinovasi dengan potensi alam yang ada.
"Ini kebijakan pemerintah menyiapkan sumber daya manusia supaya mereka bisa berjiwa bisnis dengan potensi yang ada," jelas dia.
Dia mengatakan selepas pelatihan ini, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya akan memberikan bantuan alat menganyam untuk menunjang mereka dalam membuka usaha.