Pusat Penelitian (Puslit) Keanekaragaman Hayati Universitas Papua bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan melakukan budidaya 170 jenis anggrek, sebagai bagian dari penerapan strategi konservasi eksitu.
Teknisi Puslit Keanekaragaman Hayati Unipa Filep Mambor di Manokwari, Papua Barat, Selasa mengatakan, budidaya secara vegetatif terhadap ratusan jenis anggrek itu dilakukan sejak Februari 2024.
Genus anggrek yang dibudidayakan antara lain Dendrobium, Diplocaulobium, Coelogyne, Bulbophyllum, Pinalia, Gramatophyllum, Acriopsis, Flickingeria, Pholidota, Dipodium, dan lainnya.
"Kalau spesiesnya banyak, ada dendrobium liniale, dendrobium moscantu, dan beberapa spesiesnya belum diidentifikasi karena belum berbunga," ujar Mambor.
Ia menjelaskan, sebagian besar anggrek tersebut diperoleh dari kawasan hutan di Provinsi Papua (Jayapura dan Biak), Papua Barat (Manokwari), dan Papua Barat Daya (Sorong Selatan dan Tambrauw).
Konservasi eksitu tersebut bertujuan untuk melindungi spesies anggrek sehingga tidak mengalami kepunahan akibat sejumlah faktor seperti deforestasi hutan, bencana kebakaran hutan, dan kelalaian manusia.
"Kita ketahui sekarang banyak perluasan permukiman penduduk, dan kegiatan lain yang menyebabkan tutupan kawasan hutan berkurang," kata Mambor.
Menurut dia, penggunaan pakis sebagai media tanam dinilai lebih efektif menyerap kadar air, sehingga tidak merusak batang anggrek yang dikembangbiakan dengan teknik split.
Kegiatan itu lebih difokuskan pada anggrek epifit (menempel di batang pohon) karena disesuaikan dengan tingkat kemudahan pemeliharaan dan penggunaan media tanam.
"Karena anggrek litofit -tumbuh di batu- dan saprofit -tumbuh di humus- butuh penannganan lebih spesifik," kata Filep Mambor.
Ia juga menyebut bahwa kehadiran rumah koleksi anggrek spesies new guinea atau taman mahaprana, sangat mendukung kegiatan praktik mahasiswa Fakultas Kehutanan Unipa.
Pihaknya juga merencanakan untuk memadukan pola budidaya generatif (penyemaian biji anggrek) supaya jumlah jenis anggrek mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
"Di rumah koleksi ada berbagai genus dan spesies, mahasiswa bisa mempelajarinya," katanya.