Kukuh Saptoyudo selaku Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Ketahanan Pangan di Manokwari, Rabu, mengatakan tanaman anggrek dan aneka bunga tumbuh subur di wilayah Distrik Mokwam. Beberapa bunga yang tumbuh di kawasan itu bahkan termasuk kategori spesies langka.
"Anggrek dan bunga punya nilai ekonomi tinggi, bunga jenis apapun yang tumbuh di daerah pegunungan pasti bagus," katanya.
Distan Manokwari akan membantu para petani setempat agar bisa melakukan budidaya anggrek dan beberapa jenis bunga. Hal ini sejalan dengan program pengembangan wisata di Distrik Mokwam.
"Bunga dan anggrek perlu ada budidaya sehingga hasilnya bisa dijual ke luar daerah untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Memang ada aturan bahwa tanaman asli dari alam Papua memerlukan izin khusus untuk bisa dibawa ke luar, namun jika tanaman itu hasil budidaya maka tidak perlu izin," jelas Kukuh.
Menurut dia, tanaman anggrek sudah pernah dikembangkan di Mokwam sejak 2014, namun lantaran belum ada keterpaduan antar instansi terkait maka hingga kini belum dikelola maksimal.
Pada 2024 ini, Bupati Manokwari Hermus Indou telah menetapkan Mokwam sebagai destinasi wisata unggulan.
"Dengan penetapan Mokwam sebagai destinasi wisata unggulan maka semua organisasi perangkat daerah lebih terpadu dalam mengelola potensi yang ada di sana.Budidaya anggrek ini tematik dengan program peningkatan wisata," ujarnya.
Distan Manokwari juga pernah melakukan survei dengan menggandeng Universitas Papua (Unipa) untuk meneliti tanaman anggrek di Mokwam. Hasilnya, ada 20 jenis anggrek endemik atau asli Mokwam yang berpotensi dikembangkan.
Hasil survei itu menjadi rujukan untuk pengembangan budidaya anggrek dalam skala besar karena memiliki pangsa pasar yang sangat menjanjikan. Saat ini, katanya, banyak pecinta anggrek yang memburu anggrek-anggrek lokal di Manokwari.
"Bahkan Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Manokwari sudah beberapa kali juara di tingkat nasional. Hal tersebut menunjukkan potensi anggrek masih bagus. Kami optimis kalau bunga dan anggrek dikembangkan dalam skala besar maka pangsa pasarnya semakin luas," ujar Kukuh.
Selain potensi budidaya anggrek dan beragam jenis bunga, salah satu kampung di Distrik Mokwam yakni Kampung Kwau menjadi lokasi pengamatan burung (birdwatching) Cenderawasih Penari atau Parotia sefilata. Burung ini mampu menari ala “tipy-toe” untuk menarik perhatian lawan jenisnya.
Menurut Kukuh, wisata pengamatan burung sangat diminati oleh para wisatawan asing.
Kampung Kwau pada 2023 meraih dua penghargaan pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yakni rekor MURI sebagai desa wisata pertama yang memiliki habitat Burung Penari dan juara III kategori Desa Wisata Berkembang.