Manokwari, Papua Barat (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua Barat membangun kolaborasi bersama pemangku kepentingan untuk mengembangkan dan menumbuhkan industri pertanian dari para pelaku agrobisnis di daerahnya.
"Dengan kolaborasi ini, para pemangku kepentingan baik pemerintah kabupaten, pelaku usaha, maupun organisasi masyarakat di Papua Barat dapat menciptakan iklim usaha yang mendorong kesejahteraan petani orang asli Papua (OAP)," kata Plt Sekda Provinsi Papua Barat Jacob Fonataba di Manokwari, Papua Barat, Rabu.
Pemprov Papua Barat dengan dukungan PRISMA yaitu program kemitraan antara Pemerintah Indonesia (Kementerian PPN/Bappenas) dan Pemerintah Australia (Departemen Luar Negeri dan Perdagangan/DFAT) menyelenggarakan pertemuan bertajuk "Kolaborasi Membangun Industri Sayuran yang Berkelanjutan dan Inklusif".
Kegiatan tersebut menjadi ajang bagi Pemprov Papua Barat untuk membuka ruang para pelaku agrobisnis tanaman sayuran untuk terlibat secara partisipatif dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal khususnya petani OAP.
Ia mengatakan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani sayur lokal khususnya petani OAP merupakan bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Papua Barat.
"Kami percaya kesejahteraan petani kuncinya terletak pada kolaborasi antara pemerintah, swasta, kelompok masyarakat, dan pihak-pihak lainnya. Harapan besar kami agar petani OAP mampu menjadi petani yang andal dan maju dengan pengetahuan dan keterampilan bertani yang meningkat, serta memiliki kesadaran yang tinggi terhadap peluang pasar," katanya.
Ia menjelaskan studi yang dilakukan PRISMA pada 2021 menunjukkan lebih dari separuh kebutuhan sayuran masyarakat di Tanah Papua masih diambil dari luar daerah.
Hal itu merupakan peluang usaha bagi masyarakat OAP khususnya generasi muda dengan terjun langsung ke dalam produksi dan bisnis pertanian sayuran.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Manokwari Jeffry Sahuburua mengapresiasi pertemuan tersebut.
Menurutnya, pengembangan perekonomian masyarakat dapat berhasil dengan karena ada kolaborasi baik pemerintah, petani hingga mitra swasta.
DPMK Manokwari didukung PRISMA telah melakukan kerja sama multipihak dengan perusahaan benih PT Agrosid Manunggal Utama dan Anggi Mart yang merupakan supermarket pertama di Papua yang dikelola OAP. Kolaborasi itu telah mendorong pertanian sayuran produktif di Kampung Kwau, Manokwari.
"Melalui kolaborasi ini, maka peran lembaga usaha tingkat kampung seperti BUMDes (badan usaha milik desa) dapat diperkuat untuk menjawab kebutuhan dan potensi pengembangan ekonomi pertanian lokal," ujar Jeffry.
Simon Tabuni, pendiri Anggi Mart sekaligus Ketua Umum Papua Youth Creative Hub (PYCH) mengatakan kerja sama antara pemerintah dan swasta memungkinkan lebih banyak petani OAP, mendapatkan akses informasi dan layanan pemasaran yang lebih baik.
"Kita bisa mulai dari kampung untuk mendapatkan produksi sayur yang baik dan meningkatkan penghasilan petani," katanya.
Sedangkan, Direktur Agrosid Manunggal Sentosa Ayub Darmanto menyampaikan kerja sama multipihak adalah hal yang strategis bagi agrobisnis sehingga dapat memperluas jangkauan pemasaran benih berkualitas secara lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran ke petani.
Dalam pertemuan tersebut, para pemangku kepentingan yang hadir menandatangani komitmen bersama untuk memajukan sektor pertanian sayuran yang inklusif dan berkelanjutan di Papua Barat.