Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah menyebutkan dengan diresmikan Bandara Douw Aturure Nabire oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu menjadi sarana untuk membuka investasi yang dapat meningkatkan perekonomian daerah.
Pelaksana Harian (Plh) Sekda Provinsi Papua Tengah, Anwar Harun Damanik dalam siaran pers di Jayapura, Jumat, mengatakan kehadiran bandara yang baru ini dapat membuka banyak hal termasuk kedatangan investor untuk buka investasi serta destinasi pariwisata tentunya.
“Untuk itu sebagai masyarakat Papua Tengah berharap bandara ini seperti kata Presiden, bisa meningkatkan segala hal baik, guna menuju Papua Tengah sejahtera di bidang ekonomi dan pariwisata,” katanya.
Menurut Anwar, Bandara Douw Aturure Nabire menjadi penghubung antara Nabire dengan Jayapura, kemudian Nabire dengan Timika, lalu Nabire serta Manokwari dan daerah lainnya.
“Kami berharap ke depan akan ada kerjasama pemerintah daerah serta pengambil kebijakan dalam memanfaatkan bandara ini guna mengembangkan potensi yang ada di daerah,” ujarnya,
Sementara itu, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Nabire, Setyani Mahendra, mengatakan panjang runway atau landasan bandara memiliki 1.600 meter namun ke depan runway bandara ini akan terus dikembangkan hingga mencapai target 2.600 meter panjangnya.
“Untuk saat ini panjang landasannya tidak jauh dengan bandara lama yakni 1.400 meter, sehingga pesawat yang masuk masih sama dengan jenis ATR, namun yang menjadi pembeda yakni akses keselamatan bandara baru lebih menjamin kecermatan dan keselamatan,” katanya.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo telah meresmikan Bandara Daouw Ataruru Nabire yang terletak di Karadiri, Distrik Wanggar, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, pada Kamis (22/11).
Bandara baru Nabire sarana membuka peluang investasi
Jumat, 8 Desember 2023 12:34 WIB