Manokwari (ANTARA) - Badan Standardisasi Nasional (BSN) melakukan pra-audit implementasi dokumen sistem mutu Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro) pada Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian, Provinsi Papua Barat.
Direktur Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN Triningsih Herlinawati di Manokwari, Jumat, mengatakan bahwa pra-audit bermaksud meningkatkan kesiapan dari LS Pro BSIP Papua Barat sebelum akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional.
"Pra-audit hanya berlangsung selama 2 hari sebelum LS Pro diakreditasi," katanya.
Triningsih menjelaskan bahwa BSIP Papua Barat telah menyiapkan berbagai persyaratan seperti kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium, dokumen mutu, dan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
BSN senantiasa berkolaborasi dan memberikan pendampingan bagi BSIP Papua Barat agar lembaga sertifikasi produk pertanian dapat memperoleh akreditasi dan beroperasi secara profesional.
"Persiapan BSIP Papua Barat sudah 90 persen, sistem dan SDM-nya juga sudah ditingkatkan," ucap Triningsih.
Kehadiran laboratorium Lembaga Sertifikasi Produk BSIP, menurut dia, memberikan dampak positif pada peningkatan mutu dan daya saing produk UMKM di Papua Barat serta memudahkan pelaku usaha memperoleh akreditasi produk.
Oleh karena itu, BSIP bersama pemangku kepentingan di daerah memiliki peran menyosialisasikan manfaat sertifikasi produk dan memberikan pendampingan bagi pelaku UMKM secara berkala.
"BSIP bersama pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD bisa berkolaborasi supaya produk UMKM semakin berdaya saing," jelas dia.
Kepala BSIP Papua Barat Doktor Aser Rouw menerangkan bahwa infrastruktur laboratorium LS Pro sudah memenuhi ISO 17065, auditor yang memiliki kompetensi ISO 9011, dan sistem manajemen mutu ISO 9001.
Selain itu, SDM laboratorium LS Pro sudah sesuai dengan kritikal poin keamanan pangan, memiliki kemampuan terkait metode pengolahan produk pangan yang baik dan benar, dan berkompeten dalam pengambilan sampel produk untuk pengujian mutu.
"Infrastruktur dan SDM laboratorium secara kompetensi sudah kami miliki," ucapnya.
Aser menyebutkan ada tiga jenis produk pangan yang uji mutu pada tahap pertama di LS Pro BSIP Papua Barat untuk memperoleh akreditasi, yaitu buah pala, kakao, dan kopi.
Setelah laboratorium terakreditasi, komoditas pangan yang akan dilakukan pengujian mutu diperluas seperti kopra, tepung sagu, tepung ubi jalar, tepung singkong, keripik pisang, dan minyak kelapa asli.
"Kalau tahap pertama ini, kami gunakan tiga komoditas unggulan. Setelah lulus, cakupan komoditas pertanian akan bertambah," kata Aser.
Ia berharap penilaian dan asesmen oleh Komisi Akreditasi Nasional rampung sebelum Juni 2024 sehingga LS Pro BSIP Papua Barat bisa beroperasi melakukan pengujian mutu produk pertanian.
Apabila tidak ada rekomendasi perbaikan dari Komisi Akreditasi Nasional, kata dia, BSIP melanjutkan dengan kegiatan edukasi dan sosialisasi bagi seluruh pelaku UMKM di Papua Barat.
"Kami gencarkan sosialisasi terkait kehadiran LS Pro sekaligus pendampingan bagi pelaku UMKM," tutur Aser.