Manokwari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BSP) mencatat perekonomian Provinsi Papua Barat pada triwulan III 2023 mengalami pertumbuhan 3,73 persen (year on year/yoy) apabila dibandingkan dengan triwulan III 2022.
Kepala BPS Papua Barat Merry di Manokwari, Senin, mengatakan produk domestik regional bruto (PDRB) triwulan III 2023 atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp16,214 miliar lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2022, dan PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp24,403 miliar.
"Capaian ini mengindikasikan adanya perbaikan kinerja ekonomi dibandingkan kondisi triwulan III tahun 2022," kata Merry.
Ia menjelaskan bahwa kinerja perekonomian Papua Barat ditopang oleh dua lapangan usaha utama yaitu industri pengolahan tumbuh 10,60 persen (yoy) dengan kontribusi terhadap PDRB triwulan III 2023 mencapai 28,55 persen, serta pertambangan dan penggalian tumbuh 3,68 persen (yoy) dengan andil 18,78 persen PDRB.
Selain itu, lapangan usaha yang juga mengalami pertumbuhan seperti jasa keuangan, administrasi pemerintah, perdagangan, transportasi dan pergudangan, jasa pendidikan, informasi dan komunikasi, akomodasi, dan lainnya.
"Sebagian besar lapangan usaha mengalami pertumbuhan, kecuali konstruksi dan pertanian. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah jasa keuangan 16,94 persen (yoy)," kata Merry.
Menurut dia, kinerja positif industri pengolahan didorong oleh peningkatan produksi gas alam cair (liquified natural gas/LNG) pada LNG Tangguh Kabupaten Teluk Bintuni pada triwulan III 2023, sama halnya dengan industri pertambangan dan penggalian.
Untuk sektor konstruksi yang merupakan lapangan usaha ketiga penopang utama PDRB Papua Barat mengalami kontraksi seiring proyek infrastruktur train atau kilang III LNG Tangguh Teluk Bintuni telah rampung.
"Dari triwulan I sampai III 2023, industri pengolahan memiliki peran penting dalam perekonomian Papua Barat dan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi yaitu 3,19 persen (yoy)," kata Merry.
Dari sisi pengeluaran, kata dia, PDRB Papua Barat triwulan III 2023 ditopang oleh ekspor barang jasa 29,72 persen (yoy), konsumsi rumah tangga 3,23 persen (yoy), konsumsi pemerintah 24,35 persen (yoy), dan konsumsi LNPRT 12,01 persen (yoy).
Penyumbang utama peningkatan kinerja PDRB dari kelompok pengeluaran adalah ekspor barang jasa dengan andil 54,38 persen dan konsumsi pemerintah dengan andil sebesar 20,51 persen.
"Sebagian komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan kecuali pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang terkontraksi 11,09 persen (yoy)," kata Merry.
Ia menuturkan laju pertumbuhan PDRB Papua Barat triwulanan (q-to) pada triwulan III 2023 sebesar 1,34 persen lebih tinggi dari triwulan II 2023 yang terkontraksi 0,18 persen.
Pertumbuhan ekonomi Papua Barat memberikan kontribusi 18,20 persen terhadap PDRB secara spasial di wilayah Maluku dan Papua pada triwulan III 2023.
"Struktur perekonomian Maluku dan Papua didominasi oleh Provinsi Papua dengan andil 54,62 persen disusul Papua Barat," ucap Merry.