Jakarta (ANTARA) - Kejadian kekeringan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, yang merupakan siklus tahunan, membuat Menteri Sosial mematangkan rencana pendirian lumbung sosial yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Lumbung sosial di Kabupaten Puncak akan berbeda dengan lumbung sosial di daerah lain karena kondisi topografi, cuaca dan budaya.
“Ini yang kita lagi pikirkan karena kondisinya berbeda dengan wilayah lain di Indonesia yang tadi saya sampaikan kondisinya sampe minus,” ujar Mensos di Jakarta, Kamis.
Untuk itu, Mensos menuturkan Kemensos akan melibatkan pihak gereja sekaligus melakukan survei langsung ke lokasi setelah musim dingin selesai.
Berdasarkan komunikasi awal, tanaman yang paling cocok adalah umbi-umbian karena lebih tahan lama dibandingkan beras. Selain itu, asupan protein hewani juga menjadi perhatian Mensos.
“Kemarin kita diskusi soal daging itu susah sekali. Misalnya kita kirim daging yang ada bumbunya, mereka ngomong ini daging apa, sehingga paling mudah kita akan ternakkan babi, kita gemukan dengan koordinir gereja,” katanya.
Pemenuhan asupan daging dengan beternak babi adalah pilihan paling mungkin. Daging dari peternakan babi nantinya bisa digunakan sebagai buffer stock dan dapat dimakan saat musim dingin.
Adapun Mensos lumbung-lumbung sosial rencananya akan dikelola oleh gereja karena ke pemerintah daerah terkendala jalan dan transportasi. Selain itu, gereja berada paling dekat dengan masyarakat sehingga saat kekeringan melanda, buffer stock bisa langsung disalurkan dan tidak ada lagi yang meninggal karena kelaparan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mensos dirikan lumbung sosial tingkatkan ketahanan pangan Papua Tengah