Petani padi di Kampung Sidey Baru, Kabupaten Manokwari, Papua Barat mengawali musim tanam ketiga pada 2019 secara serentak.
Ketua Satgas Gerakan Tanam Serentak Kampung Sidey, Kopda Ading Ari Yanto, di Manokwari, Minggu, menyebutkan gerakan tanam serentak dibuka Bupati Manokwari Demas Paulus Mandacan.
Saat ini, seluruh petani di kampung tersebut fokus melakukan penanaman padi.
"Tanam serentak dibuka Pak Bupati hari Jumat (27/9) lalu. Petani melakukan penanaman serentak untuk mengurangi serangan hama, mudah-mudahan ini akan berlanjut seterusnya," kata dia.
Ia mengutarakan potensi lahan sawah yang tersedia di wilayah Sidey saat ini mencapai 318 hektare, sedangkan lahan yang digarap melalui tanam serentak 101 hektare.
"Masih ada 224 hektar belum dimanfaatkan. Ada beberapa kendala yang dihadapi para petani, di antaranya masalah pasokan air. Suplai air dari bendungan induk kurang lancar," ungkapnya.
Kendala lain yang terjadi di kampung tersebut, yakni ketersediaan sumber daya manusia.
"Ini karena banyak faktor, ada faktor usia, pendidikan, perilaku sikap dan keterampilan petani. Dan di sini petani kita rata-rata generasi tua. Anak-anak muda yang berpendidikan sangat jarang mau bertani," katanya.
Marzuki, salah satu petani muda di kampung tersebut, mengutarakan potensi pertanian, terutama padi sawah di wilayah itu, cukup besar.
Ia mengajak pemuda kampung kembali ke sawah.
"Sukses juga bisa kita raih melalui sektor pertanian, apalagi padi. Sepanjang masih ada kehidupan beras selalu dibutuhkan. Perlu kita sadari bahwa kebutuhan beras secara nasional meningkat setiap tahun seiring dengan pertumbuhan penduduk," katanya.
Ia mengatakan peran pemuda dalam mengembangkan pertanian dibutuhkan, mengingat teknologi pertanian terus berkembang.
"Jangan kita terus-menerus menggantungkan urusan pertanian kepada kaum tua. Tenaga mereka semakin terbatas dan kita juga tidak bisa memaksa mereka untuk mengikuti perkembangan teknologi," katanya.
Ia optimistis produksi pertanian di daerah itu akan meningkat jika pemuda terlibat langsung dalam menggarap sektor pertanian.
"Tidak perlu gengsi, kalau kita tekun kita akan lihat sendiri hasilnya. Coba cek pasar, permintaan beras petani lokal itu sangat tinggi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019
Ketua Satgas Gerakan Tanam Serentak Kampung Sidey, Kopda Ading Ari Yanto, di Manokwari, Minggu, menyebutkan gerakan tanam serentak dibuka Bupati Manokwari Demas Paulus Mandacan.
Saat ini, seluruh petani di kampung tersebut fokus melakukan penanaman padi.
"Tanam serentak dibuka Pak Bupati hari Jumat (27/9) lalu. Petani melakukan penanaman serentak untuk mengurangi serangan hama, mudah-mudahan ini akan berlanjut seterusnya," kata dia.
Ia mengutarakan potensi lahan sawah yang tersedia di wilayah Sidey saat ini mencapai 318 hektare, sedangkan lahan yang digarap melalui tanam serentak 101 hektare.
"Masih ada 224 hektar belum dimanfaatkan. Ada beberapa kendala yang dihadapi para petani, di antaranya masalah pasokan air. Suplai air dari bendungan induk kurang lancar," ungkapnya.
Kendala lain yang terjadi di kampung tersebut, yakni ketersediaan sumber daya manusia.
"Ini karena banyak faktor, ada faktor usia, pendidikan, perilaku sikap dan keterampilan petani. Dan di sini petani kita rata-rata generasi tua. Anak-anak muda yang berpendidikan sangat jarang mau bertani," katanya.
Marzuki, salah satu petani muda di kampung tersebut, mengutarakan potensi pertanian, terutama padi sawah di wilayah itu, cukup besar.
Ia mengajak pemuda kampung kembali ke sawah.
"Sukses juga bisa kita raih melalui sektor pertanian, apalagi padi. Sepanjang masih ada kehidupan beras selalu dibutuhkan. Perlu kita sadari bahwa kebutuhan beras secara nasional meningkat setiap tahun seiring dengan pertumbuhan penduduk," katanya.
Ia mengatakan peran pemuda dalam mengembangkan pertanian dibutuhkan, mengingat teknologi pertanian terus berkembang.
"Jangan kita terus-menerus menggantungkan urusan pertanian kepada kaum tua. Tenaga mereka semakin terbatas dan kita juga tidak bisa memaksa mereka untuk mengikuti perkembangan teknologi," katanya.
Ia optimistis produksi pertanian di daerah itu akan meningkat jika pemuda terlibat langsung dalam menggarap sektor pertanian.
"Tidak perlu gengsi, kalau kita tekun kita akan lihat sendiri hasilnya. Coba cek pasar, permintaan beras petani lokal itu sangat tinggi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019