Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi (Perindakop) dan UMKM Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya terus melakukan pemantauan dan inspeksi mendadak ke gudang distributor dan pasar sebagai upaya untuk menekan angka inflasi di wilayah itu.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sorong, Marthen Pajala di Sorong, Kamis, menjelaskan bahwa setiap saat dinas terus melakukan pemantauan harga terhadap 20 komoditi yang menjadi pemicu inflasi di pasar dan gudang distributor kemudian diikuti dengan laporan ke pemerintah pusat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sorong mencatat inflasi Maret 2024 sebesar 2,18 persen.

Ke-20 komoditi yang dimaksud antara lain, beras daging ayam, cabai merah dan rawit, minyak goreng, bawang merah dan putih, gula.

"Memang ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan seperti cabai merah dan rawit tembus Rp200 ribu per kilo," bebernya.

Ini, kata dia, disebabkan oleh adanya kondisi keterlambatan pasokan dari luar daerah. Selama ini pasokan cabai didatangkan dari Manado, Provinsi Sulawesi Utara.

"Kebetulan minggu kemarin ada erupsi gunung berapi di wilayah itu, menyebabkan transportasi udara di Manado tutup selama lima hari, sehingga adanya gangguan transportasi dan pasokan cabai ke Kabupaten Sorong," bebernya.

"Inflasi Kabupaten Sorong masih terbilang normal bahkan masuk kategori terendah di seluruh kabupaten se-Indonesia," ucapnya.

Kendatipun demikian, Pemerintah Kabupaten Sorong terus melakukan upaya konkret dengan pemantauan harga dan pasokan setiap hari, sidak ke pasar dan distributor, gerakkan menanam khususnya cabai untuk menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan.

"Oleh Dinas Pertanian telah melakukan gerakkan tanam cabai," katanya menyebutkan.

Selain itu, meningkatkan konsumsi pangan lokal dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk gencar mengonsumsi pangan lokal seperti sagu, umbi-umbi dan lain sebagainya guna menghindari ketergantungan terhadap beras.

"Sebagaimana kita tahu bahwa hampir seluruh kebutuhan beras didatangkan dari luar, kalo di Kabupaten Sorong sudah tidak ada sawah yang diolah para petani," jelasnya.

Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024