Sorong (ANTARA) - Bupati Petrus Kasihiw dan Anggota Majelis Rakyat Papua Barat, Rafael Sodefa meresmikan kantor Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Sumuri di Distrik Tofoi sebagai simbol perlindungan hak masyarakat adat.
Perjalanan Bupati Petrus Kasihiw bersama Anggota Majelis Rakyat Papua Barat Rafael Sodefa dari Pelabuhan Teluk Bintuni pada 4 September 2020 menuju Distrik Tofoi penuh keceriaan. Wajah-wajah ceria tampak begitu sumringah di antara rombongan yang akan berangkat untuk meresmikan kantor lembaga adat yang merupakan penantian lama Suku Sumuri di Distrik Tofoi, Kabupaten Teluk Bintuni.
Perjalanan dari Pelabuhan Teluk Bintuni menuju Distrik Tofoi memakan waktu sekitar dua jam menggunakan kapal cepat atau speed boat. Perjalanan yang lumayan panjang melewati Hutan Mangrove yang begitu luas tak terasa menjenuhkan. Canda tawa rombongan serta celotehan-celotehan mengenai lembaga adat menjadi pelipur di tengah perjalanan ini.
Dari ujung dermaga Distrik Tofoi tampak masyarakat menggunakan simbol adat Suku Sumuri yang siap menyambut rombongan Bupati Petrus Kasihiw serta Anggota MRP dengan Irama musik adat yang mengalun dari tifa begitu kental mengiringi tarian untuk sebuah perhelatan 'Pesta Rakyat' itu.
Seorang Mama menyambut Bupati dengan menitipkan pesan dari bahasa daerah Suku Sumuri sembari mengalungkan sebuah Noken yang sobek. Pesan tersebut begitu jelas yang menginginkan Bupati Kasihiw agar bisa membangun Sumuri di periode keduanya.
"Ini noken yang diberikan merupakan noken yang sobek, artinya kamu harus bisa memperbaiki noken tersebut, kamu harus bisa membangun Sumuri kembali nanti," ungkap Mama.
Bupati Kasihiw menjawab tantangan dari Mama tersebut dengan menyanggupi permintaan dari Suku yang telah melahirkan Ibu dari Bupati Kasihiw. Pada sambutannya, Bupati Kasihiw mengungkapkan perjalanan panjang dan perjuangan dari Kantor Lembaga Adat ini hingga bisa terbentuk.
Jalan yang ditempuh bukan jalan yang mulus, kontribusi dari Rafael Sodefa sebagai Anggota MRP Barat serta Kepala Suku Sumuri, hingga Kantor ini bisa berdiri telah menorehkan sejarah. Bupati tak lupa juga mengungkap betapa pentingnya Tofoi dan Sumuri sebagai dapur Negara Republik Indonesia.
"Sumuri ini dapurnya Teluk Bintuni, Dapurnya Papua Barat dan Dapurnya Indonesia. Di sini potensi sumber daya alam begitu besar. Namun saya tidak mau ketika nanti industri di sini bisa berdiri, masyarakat tidak dapat apa-apa. Untuk itulah kenapa saya sangat ngotot mengusung Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) mengenai Dana Bagi Hasil (DBH). Supaya masyarakat tidak hanya menjadi penonton. Kita harus bisa menjadi tuan di tanah sendiri. Kita juga harus terus menjaga Tanah Sumuri ini," ujar Bupati Kasihiw.
Bupati Kasihiw berharap masyarakat bisa bersabar, karena anggaran untuk pembangunan Sumuri masuk pada anggaran 2021. Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah merupakan pembangunan yang dilakukan secara berkala dan tepat sasaran.
Pembangunan infrastruktur untuk Sumuri ini sudah ada dalam agenda, harusnya tahun 2020 ini sudah berjalan, tetapi Covid yang kemudian menunda agenda itu. Tetapi jangan khawatir, tahun 2021 pembangunan di sini akan jalan, salah satunya yang sudah berdiri, itu Puskesmas bertaraf nasional di kampung ini untuk kita semua.
"Kita juga akan membangun Pelabuhan di Tofoi, supaya apa? Supaya geliat perekonomian di daerah sini bisa berjalan. Doakan saja semua lancar. Ini negeri tempat saya dilahirkan. Ibu saya asli dari suku Sumuri, maka Sumuri pun tidak mungkin saya lewatkan," imbuhnya yang disambut dengan gemuruh tepuk tangan dari masyarakat," ungkapnya.
Dengan adanya Kantor Lembaga Adat Sumuri ini, diharapkan segala permasalahan yang terjadi dalam masyarakat, bisa diselesaikan secara adat. Ini merupakan demokrasi suku yang dipegang sebagai nilai pada masyarakat Papua umumnya. Hadirnya Kantor LMA ini, diharapkan perlindungan terhadap hak-hak adat masyarakat bisa juga terus didorong sampai ke tingkat pemerintah provinsi.
Bupati Kasihiw resmikan Kantor LMA Sumuri
Sabtu, 5 September 2020 5:22 WIB