Wasior (Antaranews Papua Barat)-Kabupaten Kaimana, Papua Barat, memiliki sebuah Kampung yang berada di daerah perbatasan antara kabupaten tersebut dengan Kabupaten Teluk Wondama,
Warga di Kampung yang masuk dalam wilayah administrasi Distrik Yamor Kabupaten Kaimana, berkeinginan untuk bergabung dengan Teluk Wondama. Mereka tak sabar lagi hidup dalam kepedihan di daerah terpencil yang jauh dari jangkauan
Letak Muri yang jauh dari Kaimana serta minimnya perhatian dari Pemkab Kaimana menjadi alasan utama warga setempat memilih bergabung dengan Kabupaten Teluk Wondama.
Kepala Kampung Muri Jitro Samiata, mengungkapkan, masyarakat di kampung ini jarang mendapat perhatian dari pemerintah daerah.
Di bidang kesehatan misalnya, meski sudah tersedia Puskesmas Pembantu (Pustu) namun sudah sejak lama tidak ada petugas medis.
"Kalau ada yang sakit, kita hanya berdoa, (minta) Tuhan tolong saja,"kata Jitro.
Demikian pula dengan bidang pendidikan. SD Negeri Muri lebih banyak libur lantaran guru jarang bertugas. SD setempat sudah bertahun-tahun hanya dilayani satu orang guru yang merangkap kepala sekolah. Namun yang bersangkutan jarang datang.
"Ada guru tapi dia hanya satu dua hari di sini lalu dia kembali. Jadi anak-anak tidak bisa sekolah baik-baik. Maka itu saya selaku kepala kampung kontrak guru sendiri. Mereka dua orang, suami isteri, saya yang kontrak sendiri, bukan dari distrik atau kabupaten," ujar Jitro.
Jitro mengaku dirinya sudah pernah menyampaikan keinginan bergabung ke Teluk Wondama itu kepada mantan Wakil Bupati Teluk Wondama Zeth B. Marani. Dia juga mengklaim sudah menyampaikan langsung kepada Bupati Kaimana meski belum mendapat tanggapan.
Muri merupakan kampung kecil berpenduduk 116 jiwa yang berlokasi di perbatasan sebelah Timur antara Kabupaten Kaimana dan Teluk Wondama dan Kabupaten Nabire. Untuk ke Kaimana, warga setempat harus menempuh perjalanan berhari-hari melalui jalan darat kemudian dilanjutkan dengan perahu menyusuri sungai dan laut.
"Biasanya kalau ke Kaimana, kami ke Nabire baru pakai pesawat. Karena kalau jalan kaki bisa sampai satu minggu. Jadi warga lebih suka ke Wasior atau ke Nabire karena dekat,"jelas Judin Nusowi, warga kampung Muri.
Sementara jarak ke Wasior, ibukota Kabupaten Teluk Wondama hanya sekitar 3 jam menggunakan kendaraan. Demikian pula ke Nabire, lebih kurang 5 jam melewati jalan Trans Papua.
"Jadi Muri lebih cocok masuk di Wondama. Semua di sini ingin bergabung dengan Wondama karena ke sana (Kaimana) jauh, siapa mau menderita (terus),"tandas Jitro. [*]