Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persagi Papua Barat Andry Parinussa di Manokwari Selasa mengatakan, sumber daya tenaga ahli gizi sudah sangat siap untuk berkontribusi menyukseskan salah satu program pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Kami sangat siap jika Badan Gizi Nasional libatkan Persagi, dan sampai sekarang kami masih tunggu petunjuk DPP Persagi," kata Andry.
Ia menyebutkan, rata-rata anggota Persagi merupakan aparatur dari Dinas Kesehatan provinsi maupun kabupaten dan unit layanan kesehatan se-Papua Barat, yang kerap bersentuhan dengan pelaksanaan program asupan gizi masyarakat.
Keterlibatan DPD Persagi tentunya memudahkan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis di tujuh kabupaten, yakni Manokwari, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kaimana, dan Fakfak.
"Informasinya, Badan Gizi Nasional membutuhkan 30-an ribu ahli gizi, artinya ahli gizi bertugas sampai ke tingkat kecamatan dan kampung," jelas Andry.
Menurut dia, pemberian makanan bergizi yang mendapat perhatian pemerintah secara komprehensif sejak anak usia dini berdampak positif terhadap perbaikan kualitas sumber daya manusia sekaligus mendukung bonus demografi Indonesia pada 2045.
Penyelenggaraan program yang dikoordinasikan oleh Badan Gizi Nasional itu merupakan upaya pemerintah mencegah permasalahan kekurangan ataupun kelebihan gizi yang dapat berpotensi menghambat pertumbuhan generasi muda di seluruh wilayah Indonesia.
"Kita di Papua Barat ini pola konsumsinya belum beragam, jadi tingkat ketidakcukupan protein, vitamin, dan mineral masih dominan," ucap Andry.
Ia mengatakan, pengolahan makanan bergizi dan beragam yang memanfaatkan produk pangan lokal harus mengikuti anjuran dari tenaga ahli gizi, sehingga upaya memperbaiki kualitas kesehatan dan tumbuh kembang generasi muda lebih efektif.
Persagi Papua Barat juga berkolaborasi dengan rekanan dokter yang nantinya bertugas melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap semua penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis, sambil mengedukasi orang tua agar mampu menjaga asupan gizi seimbang.
"Kalau mau ukur tingkat keberhasilan program Makan Bergizi Gratis, idealnya satu institusi -sekolah- ada satu tenaga ahli gizi. Tapi itu tergantung jumlah siswa," ucap Andry Parinussa.