Ia menambahkan pengecekan kondisi penerbangan telah ditegaskan dalam koordinasi bersama Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV dengan para kepala bandara di Provinsi NTT dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ia menjelaskan telah melakukan paper test untuk memastikan seluruh penerbangan dari dan ke bandara itu aman dari ancaman sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki.
"Tadi sampai jam dua siang kami masih melakukan paper test hasilnya negatif, tidak ada dan memang di dalam satelit cuaca seluruh Pulau Flores kena sampai ke Timor sebagian, tetapi ketika itu kami sampaikan ke airlines dan airlines dengan alasan keselamatan penerbangan memilih untuk membatalkan penerbangannya ke Labuan Bajo," katanya.
Ia menjelaskan belum dapat memastikan aktivitas penerbangan kembali normal di bandara berstatus bandara internasional itu.
Otoritas bandara, lanjut dia, akan melakukan pengecekan secara berkala sebab seluruh bandara di Pulau Flores terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
"Karena dampak erupsi cukup luas dan angin belakangan ini kencang sekali sehingga abu vulkanik ini sudah ke mana-mana, jadi bandara-bandara di wilayah Flores pasti akan terdampak semuanya," katanya.
Ia juga menjelaskan terus melakukan pemantauan melalui satelit cuaca Himawari dan satelit cuaca di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran mengatakan berdasarkan pantauan Citra Satelit Himawari BMKG pada pukul 15:00 Wita, sebaran abu vulkanik masih masuk dalam ruang udara Manggarai Barat.
Berdasarkan berita SIGMET diprakirakan sebaran abu vulkanik bergerak ke arah barat dengan kecepatan 20-25 knot pada ketinggian 10.000 feet dan 28.000 feet, pada ketinggian 35.000 feet bergerak ke timur laut dengan kecepatan 05 knot, dan pada ketinggian 40.000 feet bergerak ke tenggara dengan kecepatan 20 knot dengan intensitas meningkat.
"Dari peta sebaran abu vulkanik yang ada terkonfirmasi terdapat beberapa bandara di antaranya adalah Bandara Komodo dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki sore ini," katanya.
BMKG melalui Meteorological Watch Office (MWO) memberikan layanan informasi pergerakan sebaran abu vulkanik melalui Sigmet (WV Sigmet) pada batas ruang udara atau FIR yang menjadi wilayah tanggung jawabnya.
Adapun informasi sigmet untuk abu vulkanik sendiri memberikan informasi tentang pengamatan atau
prakiraan sebaran atau arah pergerakan debu vulkanik serta ketinggiannya pada lapisan tertentu.
Ia menjelaskan BMKG wajib melaporkan sebaran abu vulkanik karena informasi meteorologi merupakan elemen kunci dalam penanganan abu vulkanik untuk mencegah kecelakaan dan insiden penerbangan yang disebabkan oleh awan dan partikel abu vulkanik.
Debu vulkanik atau awan debu gunung api itu dapat berpengaruh pada operasi penerbangan seperti terganggunya proses take off dan landing di permukaan maupun pada saat terbang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Penerbangan di Bandara Komodo Labuan Bajo dibatalkan dampak erupsi