Dalam pengecekan, Kapolri menemukan kebutuhan makan para pengungsi terlayani sebanyak tiga kali sehari, layanan kesehatan pada setiap pos pengungsian serta air untuk kebutuhan mandi warga.
Kapolri menjelaskan terdapat juga bantuan trauma healing atau penyembuhan trauma kepada korban erupsi Gunung Lewotobi di pos pengungsian.
"Kemudian sementara pembelajaran, walaupun sifatnya belum normal seperti biasa, namun rata-rata semua itu bisa dilaksanakan," ujarnya.
Dalam kunjungan itu Kapolri juga mendengarkan keinginan warga terkait rencana relokasi ke tempat yang lebih aman dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Beragam komentar dan harapan warga terdampak disampaikan kepada Kapolri, namun sebagian besar warga ingin direlokasi dengan alasan keselamatan.
"Sebagian besar menginginkan relokasi, namun tidak jauh dari kebun, tempat ternak atau tempat biasa mereka menanam agar semuanya bisa berjalan dengan baik," katanya.
Menurut Kapolri upaya relokasi merupakan tugas bersama sehingga ia berharap pemerintah daerah mempercepat pengadaan tanah untuk program relokasi yang nantinya akan dilakukan pembangunan oleh pemerintah pusat.
"Harapan kita masyarakat, adik-adik kita juga segera beraktivitas normal ini yang menjadi konsen kita," katanya.
Penjabat Bupati Flores Timur Sulastri Rasyid mengatakan pemerintah daerah telah mendapatkan lahan seluas 100 hektare di Desa Lewolaga untuk relokasi warga.
"Saat ini kami sudah bagikan formulir untuk kesiapan masyarakat apakah mereka mau relokasi mandiri atau ikut pemerintah, kalau ikut pemerintah kami akan relokasi ke Desa Lewolaga," katanya.