Manokwari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan Provinsi Papua Barat Daya mengalami inflasi tahunan pada Agustus 2024 sebesar 1,66 persen (yoy) yang merupakan gabungan dari tiga kota indeks harga konsumen .
Kepala BPS Papua Barat Merry saat konferensi pers di Manokwari, Papua Barat, Senin, mengatakan sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami peningkatan indeks harga yang memengaruhi kondisi inflasi tahunan.
"Tingkat inflasi tahunan Papua Barat Daya periode Agustus 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (Juli 2024) yakni 1,77 persen (yoy)," kata Merry.
Ia menjelaskan bahwa ada lima komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi di Papua Barat Daya pada Agustus 2024 yaitu beras, ikan teri, ikan tuna, cabai rawit, dan sigaret kretek mesin.
Lima komoditas tersebut merupakan bagian dari kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau yang memiliki andil terhadap inflasi Papua Barat Daya sebesar 1,25 persen (yoy).
"Hanya ada dua kelompok pengeluaran yang deflasi atau penurunan indeks harga yaitu transportasi dan kelompok pendidikan," jelas dia.
Merry menyebut bahwa tiga kota IHK Papua Barat Daya, meliputi Kota Sorong dengan inflasi 1,20 persen (yoy), Kabupaten Sorong 2,34 persen (yoy), dan Kabupaten Sorong Selatan 3,92 persen (yoy).
Adapun komoditas utama penyumbang inflasi Kota Sorong terdiri dari beras, ikan teri, ikan tuna, cabai rawit, dan sigaret kretek mesin. Kabupaten Sorong, ada beras, sigaret kretek, ikan teri, daging ayam, dan ikan kembung.
"Kalau komoditas utama yang menyumbang inflasi Kabupaten Sorong Selatan itu ikan tuna, pisang, beras, keladi, dan bawang merah," ujarnya.
Secara bulanan, kata dia, Papua Barat Daya mengalami deflasi 0,05 persen (mtm) yang dipengaruhi deflasi dua kota IHK yaitu Kabupaten Sorong -0,29 persen (mtm) dan Kabupaten Sorong Selatan -0,07 persen (mtm).
Adapun lima komoditas utama penyumbang deflasi gabungan di Papua Barat Daya, meliputi tarif transportasi udara, tomat, bawang merah, sawi hijau, dan cabai rawit.
"Kelompok transportasi menjadi kelompok yang memberikan andil deflasi terbesar pada periode Agustus 2024," ucap Merry.
BPS: Inflasi Papua Barat Daya pada Agustus sebesar 1,66 persen
Senin, 2 September 2024 16:09 WIB