Manokwari (ANTARA) - Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat memfasilitasi pelatihan penyusunan Kurikulum Merdeka bagi guru-guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Panca Kasih Kabupaten Manokwari.
Kepala Dinas Pendidikan Papua Barat Abdul Fatah di Manokwari Kamis mengatakan, bimbingan teknis penyusunan Kurikulum Merdeka telah diselenggarakan selama tiga hari, 1 sampai dengan 3 Juli 2024.
Pelatihan tersebut menghadirkan narasumber dari Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) guna meningkatkan pemahaman para guru SLB.
"Pemerintah berupaya agar kualitas peserta didik berkebutuhan khusus mengalami peningkatan yang sama dengan peserta didik lainnya," kata Abdul.
Selama ini, katanya, SLB Panca Kasih Manokwari masih menerapkan Kurikulum Nasional 2013 yang dipadukan dengan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KSTP) dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Kedua kurikulum dimaksud memiliki perbedaan yang sangat mendasar dengan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum baru untuk diimplementasikan di seluruh satuan pendidikan.
"Kurikulum Merdeka lebih fleksibel dan tidak kaku, dibandingkan kurikulum lama yang metode belajarnya hanya terpaku dalam ruangan kelas," kata Abdul.
Menurutnya, penerapan Kurikulum Merdeka memberikan ruang seluas-luasnya bagi guru maupun peserta didik untuk mengembangkan potensi dan kreativitas sesuai kemampuan masing-masing.
Kurikulum Merdeka merupakan kebijakan mengubah paradigma sistem pendidikan yang semakin inklusif guna melahirkan generasi muda berkualitas, berkarakter, andal, dan berdaya saing di masa mendatang.
"Termasuk sistem penilaian dalam Kurikulum Merdeka tidak terlalu ribet seperti kurikulum sebelumnya. Tenaga pendidik dan peserta didik semakin kreatif," ujarnya.
Farah Arriani, narasumber dari Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek menjelaskan, sebagian besar tenaga pengajar SLB Panca Kasih Manokwari tidak memiliki pengetahuan khusus penyusunan Kurikulum Merdeka.
Pihaknya berkewajiban memberikan pembekalan bagi tenaga pengajar sehingga proses transformasi dari kurikulum lama ke Kurikulum Merdeka terlaksana dengan baik sesuai ekspektasi.
"Konsep pelatihan diikuti langsung dengan pengemasan ulang dokumen kurikulum lama menjadi Kurikulum Merdeka, karena ada beberapa item masih sesuai," tutur Arriani.
Setelah mendapat pelatihan, Arriani berharap tenaga pendidik SLB Panca Kasih Manokwari segera menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap mulai tahun ajaran 2024/2025.
Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah provinsi menaikkan status SLB Panca Kasih menjadi SLB negeri, dan akan menjadi contoh bagi SLB lainnya di Papua Barat maupun Papua Barat Daya.
"Sekolah yang baru menerapkan Kurikulum Merdeka tidak harus mengganti secara keseluruhan, tapi menyesuaikan secara estafet," jelas Arriani.