Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat berupaya agar anak petani yang lulus SMA bisa mendapatkan beasiswa ke jenjang perguruan tinggi dari Badan Pengelola Dana Kepala Sawit (BPDKS).
Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Ketahanan Pangan Manokwari Kukuh Saptoyudo di Manokwari, Selasa, mengatakan tahun ini BPDKS mengalokasikan kuota beasiswa jalur afirmasi bagi daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) sebanyak 900 anak petani.
"Peluang untuk memperoleh beasiswa ini cukup besar. Kita terus melakukan sosialisasi di daerah-daerah yang jadi sentral pertanian maupun perkebunan sawit," katanya.
Pihaknya beberapa bulan terakhir rutin melakukan sosialisasi terkait program beasiswa tersebut, apalagi kuota beasiswa untuk daerah 3T cukup banyak.
Sebagai daerah yang memiliki banyak perkebunan sawit, beasiswa tersebut dapat dimanfaatkan anak petani di Manokwari untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Apalagi melalui jalur afirmasi, syarat untuk mendapatkan beasiswa tersebut cukup mudah. Peserta harus anak petani atau orang tuanya bekerja di perkebunan sawit, dengan batas usia 23 tahun per 24 Mei 2024 serta mendapat rekomendasi dari bupati atau kepala Dinas Pertanian.
"Setiap sosialisasi saya tantang guru-guru di sekolah-sekolah agar tahun ini 100 anak bisa mendapat beasiswa tersebut. Tapi itu kembali ke keinginan dari masing-masing anak dan orang tua," katanya.
Ia menjelaskan BPDKS telah bekerja sama dengan 23 perguruan tinggi di Indonesia untuk program beasiswa tersebut. Beasiswa bukan hanya untuk jurusan pertanian, tapi terbuka untuk semua jurusan dari D1 hingga S1.
Pada program beasiswa tersebut, BPDKS membiayai semua kebutuhan anak saat menempuh pendidikan, baik transportasi, biaya makan, maupun seluruh biaya pendidikan lainnya.
"Terakhir saya cek pendaftar tahun ini baru lima anak, karenanya kita gencar sosialisasi. Tahun lalu dengan kuota 600 hanya 87 anak dari daerah 3T yang mendapatkan beasiswa, dan di Manokwari hanya 20 anak. Sedangkan tahun ini kuota naik jadi 900, sehingga saya harapkan yang mendaftar lebih banyak lagi," ujarnya.
Ia menjelaskan di Manokwari sudah 30 anak lulus kuliah dari program beasiswa tersebut. Sebanyak tiga orang ada yang langsung direkrut perusahaan sawit dan dua orang sudah menjadi ASN.
Ia menambahkan BPDKS merupakan badan yang dibentuk Kementerian Keuangan untuk memberdayakan petani sawit di Indonesia.