Jakarta (ANTARA) -
“Kita memperbaiki infrastruktur, sistem, tapi jangan lupa, isu yang tidak kalah penting itu bagaimana penghidupan penyintas pascabencana, termasuk dalam mata pencahariannya tetap excited (bersemangat) sehingga tidak bergantung seterusnya pada dana bantuan,” kata dia.
Untuk memastikan rencana kebutuhan tersebut tepat sasaran, pihaknya memasukkan tahapan proses pendampingan dan verifikasi.
Setelah tahapan tersebut, ia menyarankan pemberian pendampingan hingga bimbingan teknis terkait dengan akses ke pasar digital, baik secara berkelompok maupun individu.
Berkenaan dengan pemberian pendampingan, ia menyarankan BPBD fokus pada pendampingan untuk pengembangan UMKM baru atau yang sudah ada sebagai langkah strategis memulihkan perekonomian penyintas bencana.
“Kalau penyintas ditanya butuhnya apa, seringkali yang muncul kebutuhan besar dan tidak dimulai dari hal kecil. Sementara kalau berada di hunian tetap (huntap) yang baru, pemulihan ekonomi sebaiknya dimulai dari hal kecil, misalnya berjualan sembako atau makanan ringan, yang terpenting dapat memenuhi kebutuhan harian dulu,” ujar Eny.
Oleh karena itu, ia mengimbau BPBD mengangkat potensi komoditas lokal dalam pendampingan pengembangan UMKM sehingga dapat memberikan nilai tambah lewat kekhasan dan keunikan produk.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemulihan ekonomi pascabencana perlu pemberdayaan masyarakat