Jayapura (ANTARA) -
Menurut Nerius, tingginya kasus stunting dipengaruhi beberapa faktor diantaranya kurangnya pasokan makanan bergizi bagi anak, kemudian perilaku hidup bersih, lalu belum tersedianya rumah layak huni, serta akses air bersih dan pemahaman tentang kesehatan lingkungan.
"Untuk itu kami akan menugaskan tiga orang kader pada setiap kampung guna memberikan sosialisasi terkait stunting," ujarnya.
Dia menjelaskan tiga kader tersebut terdiri dari bidan, kader PKK dan kader kesehatan di mana untuk membantu tugas-tugas yang berkaitan dengan percepatan penanganan stunting di masing-masing kampung.
"Hal ini penting untuk dilakukan sosialisasi serta dibutuhkan kerja sama dengan seluruh instansi terkait sehingga target penurunan prevalensi stunting 14 persen di tahun 2024 dapat tercapai,” katanya lagi.
Dia menambahkan stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang mana ditandai dengan panjang atau tinggi badannya di bawah standar.