Manokwari (ANTARA) - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Papua Barat bersama Pemerintah Kabupaten Manokwari melakukan bedah atau merehabilitasi 20 unit rumah masyarakat di seluruh Kabupaten Manokwari sebagai hadiah menjelang HUT ke-124 Manokwari.
Ketua DPD REI Papua Barat, Yulius Lois di Manokwari, Sabtu, menyatakan setidaknya ada enam pengembang yang ikut dalam bedah rumah, antara lain PT Fulica Land, PT Sowi Makmur Permai, PT Indah Asri Persada, PT Irman Jaya Martabe, PT Binar Tri Sakti dan PT Manokwari Unggul Perkasa.
"Kampung Bakaro yang bedah rumahnya terbanyak karena ada delapan rumah termasuk satu rumah pastori yang kita rehab serta pembangunan dua unit dapur, dua kios, dan tiga kamar mandi. Jangka waktu pengerjaannya diperkirakan dari dua minggu sampai satu bulan," ungkap Yulius.
Sebelum melakukan bedah rumah, dia memastikan telah ada survei yang berjalan dengan mempertimbangkan yakni masyarakat yang belum pernah mendapatkan bantuan, atap rumah yang bocor, dinding rumah yang mulai keropos, ventilasi udara yang belum terpasang serta masih adanya lantai rumah yang berbentuk tanah.
Khusus di Kampung Bakaro, dia berharap program bedah rumah akan memperindah penampilan kampung tersebut yang selama ini telah dikenal karena adanya wisata pantai.
"Karena jika rumahnya bagus juga, warga yang tinggal di dalam rumah itu akan lebih sehat, sejahtera dan menjadikan Manokwari semakin indah," ungkap dia.
Bupati Manokwari, Hermus Indou dalam peresmian program bedah rumah di Kampung Bakaro menyatakan program tersebut sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo untuk memberantas kemiskinan ekstrem dan peningkatan kesejahteraan keluarga.
Hermus menyatakan bedah rumah itu dijalankan dengan prinsip gotong royong untuk mempersembahkan sesuatu yang bernilai kepada masyarakat pada HUT ke-124 Manokwari pada 8 November 2022 mendatang.
"Kita apresiasi apa yang REI Papua Barat lakukan hari ini karena kegiatan seperti ini tidak bisa kami lakukan sendiri mengingat sumber daya yang terbatas. Gotong royong ini juga sesuai pepatah lama yakni 'berat sama-sama dipikul, ringan sama-sama dijinjing'," jelas Hermus.