Kepala kantor SAR Manokwari Monce Brury, Rabu, di Manokwari, Rabu, membenarkan bahwa 90 persen operasi SAR di wilayah Kabupaten Manokwari, Bintuni dan Teluk Wondama didominasi kecelakaan laut hingga evakuasi korban meninggal di sungai.
"Wilayah Manokwari, Bintuni dan Teluk Wondama sering terjadi kecelakaan laut, selain faktor alam (cuaca ekstrem), nelayan maupun masyarakat pengguna transportasi laut masih abai terhadap kelengkapan keselamatan," ujar Monce.
Ia mengatakan, bahwa tim penyelamat dari Kantor SAR Manokwari sudah sering memberikan imbauan kepada masyarakat dan nelayan di wilayah pesisir, agar tidak menyepelekan kelengkapan keselamatan, seperti baju pelampung dan perangkat komunikasi aktif selain telepon seluler.
"Ini sangat penting, karena bencana dapat datang kapan saja tanpa kita ketahui. Oleh karena itu kami kembali mengingatkan masyarakat agar menyiapkan perangkat keselamatan sebelum memutuskan untuk melaut atau beraktifitas di sungai yang berarus," ujar Monce Brury.
Kantor SAR Manokwari selain mendapat informasi dari potensi SAR yang sudah terbentuk, masyarakat umum juga diminta aktif memberikan informasi ketika mengetahui adanya kecelakaan atau musibah yang mengancam keselamatan manusia di wilayah Manokwari, Bintuni dan Teluk Wondama.
"Selain telepon seluler, sarana komunikasi seperti radio pun disarankan untuk dimiliki setiap nelayan atau masyarakat umum yang hendak bepergian keluar wilayah Manokwari, mengingat daerah ini masih banyak blank spot atau daerah tidak terjangkau jaringan telepon seluler," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa sepanjang 2021 terdapat tujuh kali operasi SAR gabungan dalam misi pencarian dan pertolongan kecelakaan laut hingga evakuasi mayat di sungai.
"Sepanjang 2022 hingga pascaHari Raya Idul Fitri hanya ada satu operasi SAR yaitu pencarian dan pertolongan satu wisatawan lokal Manokwari yang terseret arus pantai Amban Manokwari Barat, yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia," katanya.
Kesempatan ini, Monce Brury juga mengimbau kepada masyarakat Manokwari agar mengetahui tempat-tempat larangan berwisata untuk mencegah terjadinya musibah yang tidak diinginkan.
"Pesisir pantai Amban Manokwari Barat memiliki arus dan gelombang yang cukup tinggi hanya dikhususkan untuk olahraga air seperti selancar, bukan untuk wisatawan renang," ujarnya menambahkan.