Pemerintah Kabupaten Manokwari, Papua Barat terus berupaya meningkatkan literasi dan minat baca warga masyarakat dengan membangun perpustakaan di kampung-kampung.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Manokwari Wiwik Hariawan di Manokwari, Selasa, mengatakan tahun ini Pemkab Manokwari membangun satu lagi perpustakaan kampung di Kampung Mandopi Rimon, Distrik (kecamatan) Manokwari Utara.
“Pembangunan perpustakaan kampung ini progres sudah 60 persen. Dengan pembangunan ini berarti kita akan memiliki 11 perpustakaan yang tersebar di kampung-kampung di penjuru Kabupaten Manokwari,” ujarnya.
Pembangunan perpustakaan kampung menelan biaya Rp300 juta lengkap dengan kebutuhan peralatan dan gazebo baca.
Ia mengatakan, keberadaan perpustakaan kampung kini tidak hanya berfungsi meningkatkan minat baca dan meningkatkan literasi membaca atau menulis saja.
Perpustakaan kampung tidak hanya menyediakan bahan bacaan untuk dipinjam, namun telah bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Dimana warga dapat memanfaatkan perpustakaan kampung guna meningkatkan literasi untuk mengasah kemampuan dan ketrampilan yang bermanfaat bagi perekonomian.
"Misalnya, beberapa waktu lalu pengelola perpustakaan di Kampung Warkapi mengajari warga bagaimana memanfaatkan pohon kelapa untuk membuat sapu ijuk. Hasilnya dapat dijual warga untuk meningkatkan ekonomi warga," ujarnya.
Ia berharap keberadaan perpustakaan kampung ke depan akan semakin berkembang karena kehadiran perpustakaan juga dapat memfasilitasi peningkatan kesejahteraan warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Manokwari Wiwik Hariawan di Manokwari, Selasa, mengatakan tahun ini Pemkab Manokwari membangun satu lagi perpustakaan kampung di Kampung Mandopi Rimon, Distrik (kecamatan) Manokwari Utara.
“Pembangunan perpustakaan kampung ini progres sudah 60 persen. Dengan pembangunan ini berarti kita akan memiliki 11 perpustakaan yang tersebar di kampung-kampung di penjuru Kabupaten Manokwari,” ujarnya.
Pembangunan perpustakaan kampung menelan biaya Rp300 juta lengkap dengan kebutuhan peralatan dan gazebo baca.
Ia mengatakan, keberadaan perpustakaan kampung kini tidak hanya berfungsi meningkatkan minat baca dan meningkatkan literasi membaca atau menulis saja.
Perpustakaan kampung tidak hanya menyediakan bahan bacaan untuk dipinjam, namun telah bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Dimana warga dapat memanfaatkan perpustakaan kampung guna meningkatkan literasi untuk mengasah kemampuan dan ketrampilan yang bermanfaat bagi perekonomian.
"Misalnya, beberapa waktu lalu pengelola perpustakaan di Kampung Warkapi mengajari warga bagaimana memanfaatkan pohon kelapa untuk membuat sapu ijuk. Hasilnya dapat dijual warga untuk meningkatkan ekonomi warga," ujarnya.
Ia berharap keberadaan perpustakaan kampung ke depan akan semakin berkembang karena kehadiran perpustakaan juga dapat memfasilitasi peningkatan kesejahteraan warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024