Badan Pusat Statistik melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua Barat pada Maret 2023 sebanyak 99,73 atau mengalami peningkatan 0,57 persen (month to month) jika dibandingkan periode Februari 2023 yaitu 99,17. 
 
Kepala BPS Papua Barat Maritje Pattiwaellapia di Manokwari, Sabtu, mengatakan peningkatan NTP ditopang oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani (lt) naik 0,65 persen lebih tinggi dari kenaikan indeks yang dibayarkan petani (lb) yaitu 0,08 persen.
 
"Indeks harga yang diterima petani dari hasil produksi naiknya lebih besar dibandingkan yang dibayarkan petani," kata Maritje.
 
Ia menerangkan bahwa peningkatan NTP Maret 2023 terjadi pada subsektor tanaman pangan 2,24 persen dengan indeks harga yang diterima petani naik 2,29 persen lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayarkan petani 0,06 persen.
 
Selanjutnya subsektor perikanan mengalami peningkatan 0,85 persen dengan indeks harga yang diterima nelayan naik 0,91 persen lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan yaitu 0,07 persen. 
 
Kemudian subsektor hortikultura juga mengalami peningkatan 0,40 persen dengan indeks harga yang terima petani naik 0,46 persen lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani 0,06 persen.
 
"Ada tiga subsektor yang menjadi penyumbang terhadap kenaikan NTP Papua Barat pada Maret 2023," jelas Maritje.
 
Selain itu, kata Maritje, ada dua subsektor yang mengalami penurunan NTP yaitu tanaman perkebunan rakyat turun 1,64 persen dan subsektor peternakan turun 0,01 persen.
 
Penurunan NTP perkebunan rakyat disebabkan indeks harga yang diterima petani turun 1,57 persen, sedangkan indeks harga yang dibayarkan petani naik 0,07 persen. 
 
"Kalau penurunan NTP peternakan karena indeks harga yang diterima petani naik 0,17 persen tapi lebih rendah dari kenaikan indeks harga yang dibayarkan petani yaitu 0,18 persen," tutur Maritje. 
 
Ia mengatakan komoditas yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan indeks harga yang dibayarkan petani pada Maret 2023 adalah gabah padi, cabai rawit, sayur kacang panjang, dan ikan kakap.

Sedangkan komoditas penyumbang peningkatan indeks harga yang dibayarkan petani yakni ikan ekor kuning, beras, bawang putih, dan rokok kretek filter.
 
"Masing-masing ada empat komoditas yang menjadi penyumbang tertinggi kenaikan indeks harga yang diterima dan dibayarkan," terang dia.
 
Menurut dia kenaikan NTP seirama dengan perkembangan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) yang meningkat 0,54 persen menjadi 102,63 dibandingkan bulan sebelumnya yakni 102,08.
 
Hal ini ditopang oleh indeks harga diterima petani (lt) meningkat 0,65 persen menjadi 111,71 lebih tinggi dibandingkan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yang naik 0,11 persen menjadi 108,85.
 
Di sisi lain, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) pertanian di Papua Barat pada Maret 2023 sebesar 112,86 atau mengalami peningkatan 0,07 persen dari periode Februari 2023.

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023